Saturday, June 2, 2018

Sutiaji Bagi, Antara Kegiatan Kampanye dan Waktu untuk Merenung


Andi Widarta

MALANGTODAY.NET– Blusukan kampanye adalah tidakan fisik untuk melakukan komunikasi personal dengan warga. Tindakan non fisik yang tidak kalah petingnya adalah melakukan kontemplasi atau perenungan untuk menghitung langkah yang telah dan akan dilakukan menjelang Pilkada 27 Juni 2018. Salat Subuh berjamaah dari masjid ke masjid misalnya, merupakan bagian dari kontemplasi mensyukuri nikmat Tuhan.

Manusia tidak akan pernah bisa mengitung banyaknya nikmat yang diberikan oleh Tuhan YME, ibarat segenggam pasir,  tak bisa manusia menghitung jumlahnya. Anehnya ada manusia yang sudah diberi nikmat, tetapi tidak bersyukur. Nikmat yang diterimanya, berupa pangkat dan jabatan misalnya, malah dibuat maksiat, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, sombong.

Baca Juga: Ada Sanksi dan Denda, Perusahaan Wajib Bayarkan THR ke Pekerjanya!

Demikian dikatakan H.Sutiaji dalam kuliah Subuh Mushollah At Taubah  Tlogomas, Lowokwaru,Jumat (01/06) lalu.

“Mari membaca hamdalah bersama-sama, alhamdulillahi robbil ‘alamin, saya mengajak njenengan sekalian membaca hamdalah untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Semoga kita termasuk kaum yg mensyukuri nikmat Allah dengan beribadah”, ujar Sutiaji.

Sutiaji menambahkan, bulan Ramadhan ini adalah bulan pembakaran. Yang dibakar adalah dosa-dosa kita. Setiap manusia pasti memiliki salah, memiliki dosa, dan sebaik-baik manusia adalah yang meminta maaf atas kesalahannya, bertobat atas segala dosa yang telah dibuatnya.

Manusia yang merasa benar itu justru salah, yang merasa salah justru sebenarnya benar. Manusia yang ilmunya banyak pasti semakin merasa salah. Nanti saat berkumpul di Padang Mahsyar akan ada manusia yang protes.

Baca Juga: Deretan Prestasi Zinedine Zidane Bersama Real Madrid

“Dulu saya beramal banyak sekali tapi kenapa tidak dihitung?” Allah menjawab, “Dulu kamu beramal karena ingin dipuji manusia, kan? Itulah balasannya, kamu sudah dipuji manusia, sehingga saat di Padang Mahsyar ini amalanmu tidak dihitung lagi.” Ujar Sutiaji mengutip dari sebuah hadits.

Puasa itu ibadah  “sirri” (rahasia). Puasa adalah ibadah yang tidak memiliki bentuk, tidak terlihat wujudnya, tidak seperti ibadah zakat atau berhaji yang bisa diketahui orang lain. Oleh karena itu ibadah puasa adalah ibadah yg membutuhkan tingkat keikhlasan yang tinggi.


Reporter: Andi Widarta
Editor    : Endra Kurniawan

The post Sutiaji Bagi, Antara Kegiatan Kampanye dan Waktu untuk Merenung appeared first on MalangTODAY.

https://ift.tt/2soJdvK

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment