
MALANGTODAY.NET – Ketimpangan gender menjadi salah satu isu yang seksi untuk dibahas. Mulai dari LGBT hingga kesetaraan gender acap kali mewarnai isu ini. Celakanya, gender juga menjadi salah satu faktor timbulnya kekerasan seksual baik terhadap wanita maupun kepada anak.
“Ketimpangan peran gender antara laki-laki dan perempuan, sebetulnya menjadi salah satu faktor pemicu timbulnya kekerasan seksual,” kata Kompol M. Mujib Ridwan, Psikolog Polda Jawa Timur saat menghadiri gelaran sarasehan nasional yang diadakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Ketimpangan gender ini lanjutnya dipayungi oleh hubungan kekuasaan dalam rumah tangga. Ia menyebutnya menggunakan istilah relasi kuasa. “Kejadian seperti ini sering terjadi dalam rumah tangga, karena laki-laki menganggap dirinya paling berkuasa, dirinya yang mencari nafkah, akhirnya tindakan kekerasan seksual yang dilakukan sangat mudah dilakukan, dan korban cenderung menurut,” katanya lagi.
Faktor lainnya yang mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual adalah adanya otoritas yang dimiliki oleh pelaku kekerasan. Kompol Mujib mencontohkan kasus yang terjadi di Surabaya, dimana terjadi pelecehan seksual yang dilakukan oleh pengasuh kepada 9 orang anak asuhnya.
“Adanya otoritas yang dimiliki oleh pengasuh ini, sehingga dia berani menekan dan memaksa korban untuk melakukan kehendak pelaku,” timpalnya.
Hubungan pertemanan dan lingkungan sekitar (peer relationships) menurutnya juga mempengaruhi terjadinya tindakan kekerasan dan pelecehan seksual. Menurutnya ketika anak dibesarkan dalam lingkungan yang bebas atau berteman dengan orang-orang yang tidak benar maka cendrung akan mempengaruhi pada perilaku anak tersebut.
“Saya contohkan, di Surabaya itu ada anak yang berusia 9 tahun tetapi fantasi seksualnya sudah seperti orang dewasa. Setelah kami (kepolisian) selidiki ternyata anak tersebut sejak lahir dibesarkan di lingkungan (eks) Doli. Jadi dia telah terbiasa dengan hal-hal tersebut,” pungkasnya.
Terakhir yang perlu diperhatikan bersama lanjutnya adalah pada ketidakmampuan fisik atau psikologis anak. Sehingga ketika ada tindakan kekerasan ataupun pelecehan yang dilakukan terhadap dirinya, korban tidak meminta bantuan ataupun menolong dirinya sendiri.
“Kasus seperti ini terjadi di Mojokerto, anaknya dicabuli dan tidak merasakan apa-apa, tiba-tiba hamil, parahnya lagi korban kesulitan untuk bersaksi siapa yang melakukannya,” katanya.
Dengan adanya hal tersebut, ia sampaikan bahwa perlu dilakukan pengawasan secara intens baik oleh keluarga, tetangga ataupun masyarakat luas kepada wanita dan anak sehingga tindakan kekerasan seksual menjadi prioritas utama bangsa. (Sem/end)
The post Ketimpangan Gender Jadi Salah Satu Faktor Kekerasan Seksual appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2wFBrkn
0 comments:
Post a Comment