
MALANGTODAY.NET – PT Modern Internasional Tbk (MDRN) resmi menutup seluruh gerai 7-Eleven (Sevel) per 30 Juni 2017. Modern Sevel bahkan tercatat masih memiliki utang sekitar Rp 1,89 triliun kepada sejumlah bank.
Penutupan 7-Eleven ini akhirnya dilakukan karena MDRN gagal menjual 7-Eleven ke PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Bangkrutnya jaringan toko kelontong 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang itu tidak terlepas dari beberapa kebijakan pemerintah, yang dinilai merugikan bisnis retail tersebut.
Sementara itu, Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) berpendapat bangkrutnya toko ritel yang dilengkapi tempat santai bagi konsumen itu karena konsumen justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk nongkrong daripada belanja.
Berdasarkan laporan keuangan Modern Internasional, kuartal pertama tahun ini total utang entitas anaknya, Modern Sevel Indonesia terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp238 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp1,65 triliun.
Pada kuartal pertama tahun ini MDRN juga tercatat mengalami kerugian sebesar Rp477 miliar. Kerugian tersebut mencapai lebih dari separuh kerugian perseroan pada sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp663 miliar. Adapun total aset perseroan tercatat sebesar Rp1,2 triliun pada kuartal pertama tahun ini
Dilansir dari CNNIndonesia, utang terbesar dimiliki Sevel kepada PT Bank Mayapada Internasional Tbk sebesar Rp1,29 triliun. Utang tersebut merupakan kredit modal kerja yang dikucurkan Mayapada sejak 2014 lalu. Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 16,5 persen per tahun.
Selain Mayapada, Sevel juga masih memiliki sisa utang kepada Standard Chartered Bank Cabang Singapura sebesar Rp243,96 miliar, CIMB Niaga Rp187,6 miliar, dan Bank Mandiri Rp164,33 miliar.
Mengetahui semua gerai Seven tutup, Direktur Utama Bank Mayapada Internasional Hariyono Tjahjarijadi sepertinya tenang saja. Ia menuturkan pinjaman yang diberikan Bank Mayapada kepada Sevel masih berada dalam status lancar. Kendati demikian, lanjutnya, yang menjadi kreditur pinjaman adalah Modern Internasional, bukan Modern Sevel Indonesia.
“Kami memberikan fasilitas (pinjaman) ke Modern Group dan statusnya lancar,” ujar Hariyono kepada CNNIndonesia.com, Jumat (30/6).
Hingga saat ini pihaknya belum berencana melakukan restrukturisasi terhadap utang Modern Group tersebut.
“Khusus untuk Kami memang belum ada pembicaraan tentang restrukturisasi karena kredit yang diberikan tidak langsung ke Sevel,” terang dia.
Adapun dalam laporan keuangan Modern Internasional, pinjaman kepada Mayapada yang diperuntukkan bagi Sevel dijamin dengan hak tanggungan dari beberapa bidang tanah dan bangunan yang dimiliki Modern Sevel.
The post Resmi Menutup Semua Gerai, 7-Eleven Tercatat Miliki Utang Triliuan? appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2snVRNt
0 comments:
Post a Comment