
MALANGTODAY.NET – Berbicara perjuangan para pahlawan di Kota Malang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tak afdol jika tidak memunculkan nama K.H. Masykur. Beliau merupakan bagian dari laskar komando kiai dan santri yang turut berjuang bersama bangsa Indonesia.
Dhimpun dari berbagai informasi, nama Kiai Masykur sendiri tercatat sebagai bagian dari komando laskar kiai, yaitu Laskar Sabilillah. Perlu diketahui bahwa laskar Islam turut menghiasi goresan perjuangan bangsa, yaitu Laskar Sabilillah dan Laskar Hizbullah. Kedua laskar ini turut memberi sumbangsih besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Bukti Penghormatan Kota Malang kepada Sang Jenderal
Kiai Masykur lahir di Singosari, Malang, Jawa Timur, pada 30 Desember 1902. Kultur Islam sangat melekat pada dirinya. Di usia 9 tahun, ia sudah pergi beribadah haji bersama kedua orang tuanya. Ia beberapa kali belajar di pondok pesantren guna meningkatkan pemahamannya seputar ilmu agama.
Ia pernah belajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Bungkuk, kemudian melanjutkan ke Ponpes Sono, Buduran, Sidoarjo, untuk memelajari ilmu Bahasa Arab. Selang empat tahun kemudian, ia mendalami Ilmu Fiqh di Ponpes Siwalan, Panji, Sidoarjo. Setelah itu, beberapa pesantren besar di tanah Jawa seperti Ponpes Tebu Ireng Jombang, Ponpes Jamsaren Solo, sebelum akhirnya memutuskan mendirikan Madrasah Hizbul Wathan.
Perjuangan di Laskar Sabilillah
Baca Juga: Patung Buto Turu, Sejarah Perjuangan Masyarakat Malang di Monumen Juang 45
Kiai Masykur adalah salah satu dedengkot pejuang Jawa Timur yang menangani usaha Belanda menduduki kembali tanah air. Bersama Kiai Wahid Hasyim, Kiai Mas Mansyur, Bung Tomo, Roeslan Abdoel Gani, Hamid Roesdi, dan Doel Arnowo, ia berjuang bersama bahu-membahu mempertahankan Jawa Timur dari pendudukan kembali Belanda.
Ia juga berhasil melakukan konsolidasi dengan laskar-laskar Islami. Laskar Sabilillah yang dipimpinnya bersama Laskar Hizbullah pimpinan Kiai Zainul Arifin dan Laskar Mujahidin pimpinan Kiai Wahab Chasbullah mampu menggerakkan para santri menghadapi Belanda. Pasukan laskar ini turut berjuang dalam perang di Surabaya melawan pasukan sekutu. Dan sejarah mencatatkan bagaimana akhir pertempuran ini, bukan?
Pasca merdeka, Kiai Masykur adalah bagian dari kalangan santri yang ikut membantu di sektor pemerintahan. Ia pernah didapuk sebagai Menteri Agama oleh Soekarno pada 1947, kabinet Amir Syarifuddin, kabinet Hatta II, kabinet Peralihan pada 1949, hingga kabinet Ali Wongso Arifin.
Baca Juga: Sejarah Dibalik Monumen TGP, Detasemen Pelajar yang Handal Rakit Bom
Prestasinya sebagai Menteri Agama patut diacungi jempol. Sebabnya, ia berhasil memprakarai Konferensi Ulama di Cipanas, Jawa Barat, pada 1954. Selepas kiprahnya di pemerintahan, ia memutuskan untuk kembali ke sektor pendidikan dan merintis Universitas Islam Malang (UNISMA). KIAI Masykur mengehmbuskan nafas terkahir pada 19 Desember 1992.
Namanya akan selalu dikenal sebagai ulama, pejuang, sekaligus pendidik terbaik dalam sejarah bangsa Indonesia.
Karet Bungkus: Umul Latifa
Reporter: Rahmat Mashudi Prayoga
Penulis : Swara Mardika
Editor: Endra Kurniawan
Graphic: Nanda Tri Pamungkas
The post K.H. Masykur, Kyai Sekaligus Komandan Sabilillah dari Bumi Arema appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2BoS5s4
0 comments:
Post a Comment