
MALANGTODAY.NET – GPAN adalah singkatan dari Gerakan Perpustakaan Anak Nasional. Tak hanya di Kota Malang, komunitas ini juga tersebar di berbagai daerah, seperti Kabupaten Malang (chapter kepanjen), Yogyakarta, Jember, Probolinggo, Pasuruan, Kediri, Madiun, Medan, Bandung, Jakarta, Palu, Lamongan, Banjarmasin dan Ponorogo.
Berawal dari sebuah inisiatif untuk mengabdi dan berkontribusi dengan lingkungan sekitar . Dengan mengamati permasalahan lingkungan dan menggali masalah mengenai pendidikan, kemiskinan, dan sosial. Hingga akhirnya terlintas masalah yaitu harus diberikan solusi yang baik yakni sulitnya anak-anak kurang mampu untuk memperoleh sumber belajar berupa buku. Di samping itu, rendahnya minat baca anak-anak yang sungguh memprihatinkan. Masalah inilah yang menjadi latar belakang terbentuknya komunitas Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara.
Untuk di Malang sendiri, berdirinya komunitas ini berawal dari obrolan asik disebuah warung kopi. Disitulah mereka membicarakan berbagai permasalahan mulai dari budaya Malang, pekerjaan, hobby masing masing dan lain sebagaianya. “Tanpa saya duga sebelumnya, kawan saya tiba tiba bertanya ‘apa sih yang kamu cari dengan pergerakan bersama kawan kawan komunitas?. Apa yang menjadi dasar kuat untuk melakukan pergerakan kemanusiaan?’,” ungkap Ketua Komunitas, Deviana Safitri menirukan pertanyaan temannya.
Menurutnya, pertanyaan tersebut tak biasanya terjadi sehingga suasana sempat hening beberapa saat. Kemudian ia menjawabnya dengan jawaban yang mungkin bisa diterima atau tidak oleh temannya itu. “Menjadi manusia yang bermanfaat,” jawabnya singkat saat itu.
Lanjutnya, manusia memang bisa dikatakan manusia jika bermanfaat bagi mahkluk lain apapun yang dikerjakan. “Selama bermanfaat ya harus dilanjutkan, syukur syukur ada orang yang ikut dan terlibat,” jelasnya.
Hal inilah yang mendasari terbentuknya komunitas GPAN yakni “hidup berguna, mati berjasa”, seperti kalimat dari founder GPAN Imam Arifaillah. Beberapa agenda dan program kerja GPAN yakni Perpustakaan Kaget. Acara ini biasanya diselenggarakan di taman atau pun tempat umum dengan menggelar buku secara gratis, menyediakan buku-buku untuk dibaca gratis oleh pengunjung, ditambah dengan kegiatan mendongeng dan permainan ular tangga raksasa. Tujuan dari acara ini untuk menarik minat masyarakat tentang pentingnya membaca.
Selain itu, ada juga Sabuku (satu bulan satu buku). Kegiatan ini untuk internal anggota. Kegiatan ini juga untuk meningkatkan minat baca anggota dari gpan sendiri. Setiap bulan sekali para anggota harus memberikan laporan buku apa saja yang sudah dibaca. Kemudian Bocah Pustaka atau GPAN go learning atau yang disbut Malam minggu ceria yang merupakan kegiatan rutin mengajar di panti maupun pondok. Biasanya, kegiatan ini diadakan setiap seminggu sekali. Dalam program ini Kita memberikan motivasi dan juga inspirasi kepada adik-adik betapa pentingnya membaca di usia muda.
“Itu program kerja utama GPAN, untuk yang lainnya bisa disesuaikan dengan GPAN regional masing-masing. Untuk keuangan komunitas kami mengadakan kas setiap bulan sekali. Dan juga mendapatkan pemasukan dari hasil jualan tim sociopreneur dan donasi dari para donatur. Itu sesuai dengan motto kami yaitu semangat berbagi, mengabdi dan menebar inspirasi,” ujarnya.(yog/zuk)
The post Ayo Ker! Kenalan dengan Komunitas GPAN Malang appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2sD7trA
0 comments:
Post a Comment