MALANGTODAY.NET – Lesunya tingkat produksi bawang putih dalam negeri juga menjangkit di sektor pertanian Kota Batu. Mayoritas petani lebih memilih untuk beralih tanam komoditas hortikultura lain daripada komoditas bawang putih.
Padahal Kota Batu memiliki varietas bawang putih lokal unggulan seperti Lumbu Hijau dan Lumbu Kuning. Belum lagi, Kota Batu juga sempat menjadi sentra bawang putih pada era 1980-an.
Dikatakan Sekretaris Dinas Pertanian, Hendri Siswoyo, bahwa tingkat produksi bawang putih di Kota Batu masih tergolong rendah. Berdasarkan data Dinas Pertanian Kota Batu pada tahun 2016, luasan tanam di Kota Batu hanya sebesar 41 hektare per tahun.
“Namun, pada tahun 2017 menurun dratis hingga 10-20 hektare saja per tahun.” terangnya dikonfirmasi MalangTODAY, Jumat (9/6).
Dijelaskan Hendri, untuk saat ini total produksi bawang putih dalam setahun yang mencapai 10 ton lebih pada tahun 2016, pada tahun 2017 mengalami penurunan di angka 9,4 ton.
Besaran produksi tersebut sebenarnya bisa mensuplai kebutuhan bawang putih masyarakat Jawa Timur. Namun, pantauan MalangTODAY di lapangan, sejumlah pasokan bawang impor masih saja menguasai pasaran Kota Batu.
Hendri mengakui bahwa hal ini memang perlu intervensi dari pemerintah pusat mengenai kebijakan bawang impor.
Adanya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) baru terkait swasembada bawang putih, lanjutnya, meski Kota Batu sendiri tidak ada instruksi untuk menggenjot produksi bawang putih, namun pihaknya akan tetap mempertahankan luasan tanam komoditi pada kelompok tani binaannya.
“Kami terus lakukan pembinaan dan pemberian bibit agar mereka tertarik menanam bawang putih, cuma memang kalau petani lain kami tidak bisa memaksa,” tutupnya.
Untuk saat ini, lahan produksi yang tetap konsisten menanam bawang putih Kota Batu hanya berpusat di tiga wilayah saja, yakni di Desa Torongrejo, Desa Tulungrejo dan Desa Junrejo.
The post Luasan Tanam Bawang Putih 2016-2017 Kota Batu Minim appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2rOoWQl
0 comments:
Post a Comment