Sunday, June 11, 2017

Ngaji Bareng Cak Nun, Aremania Curhat Soal Arema


MALANGTODAY.NET – Adanya Arema FC dan Arema Indonesia yang berlaga pada kompetisi resmi PSSI, nampaknya masih menjadikan kesedihan dikalangan Aremania. Bahkan salah seorang Aremania menyampaikan hal itu dihadapan ribuan jamaah pengajian MH Ainun Najib yang dihadiri Walikota Batu Eddy Rumpoko di Halaman Balaikota Among Tani, Senin (12/06) dini hari.

Dengan isakan tangis, ia berharap memperoleh pencerahan agar para suporter Singo Edan itu tidak sampai terpecah belah. Sebab, ia menilai kedua Arema tersebut sama – sama merasa benar, sehingga membuatnya risau.

“Manajemen e podo nggolek bener e dewe. Kalau boleh minta tolong ke Pak Edi Rumpoko, mbok ya (sampaikan) ke jajaran manajemen itu, bagaimana untuk rembukan bareng, ngomong bareng. Jadikan Arema ini satu lagi,” ungkap seorang Aremania itu dengan disambut tepuk tangan ribuan jamaah.

Bahkan ia juga menyampaikan kalimat yang pernah disampaikan Cak Nun, sapaan akrab MH Ainun Najib pada pengajian sebelumnya. “Cak Nun pernah bilang, yo wes lek gak ono Arema, seng penting kowe lak tetep Islam to. Lek ganok Persebaya, kowe tetep Islam to,” katanya menirukan logat bahasa dari Cak Nun.

Menurutnya, apa yang pernah disampaikan Cak Nun itu sangat berbeda dengan kondisi yang ada di lapangan. Karena ia menilai bahwa sepakbola ini telah menyatukan semua golongan.

“Kulo pengen cerita Cak Nun. Lek Arema kate kalah, mesti nyanyi Yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rohim, satukanlah do’a dari kami, kami Aremania suporter Singo Edan. Jadikanlah Arema juara,” serunya yang langsung diartikan. “Lek Arema iki gak onok Islam’e, kabeh wong Hindu, wong Budha, wong Yahudi, kafir mesti nyanyi iku pak. Dadi kabeh iku nyawiji nang gusti Allah gara – gara Arema,” terangnya dihadapan Cak Nun dan Eddy Rumpoko.

Menanggapi hal itu, Walikota Batu berkata bahwa dirinya juga mempunyai keinginan tersebut. Namun malah jauh lebih besar, yakni dapat menyatukan seluruh elemen suporter yang ada di wilayah Jawa Timur.

“Tapi keinginan saya lebih dari itu sebenarnya. Insya Allah kalau saya nanti purna akhir Desember ini, saya ingin mempersatukan semua suporter yang ada di Jawa Timur. Tidak boleh lagi ada permusuhan. Artinya disini, saya tidak hanya melihat suporter terkotak – kotak. Tapi industri sepakbola di negara kita ini dan di dunia, itu hidup dari suporter,” tegas ER, sapaan akrabnya.

Menurutnya, suporter memiliki peran penting dalam membangun persepakbolaan di Indonesia. Sehingga kemajuan sebuah tim sepakbola itu tidak hanya dari kepandaian atau modal materi yang dimiliki oleh federasinya.

“Saya sudah sampaikan ke Kapolda (Jatim) dan Pangdam, kepada pimpinan tokoh-tokoh masyarakat. Ayo disatukan suporter – suporter ini. Dan Arema harus menjadi contoh. Karena majunya sepakbola ini dari suporter,” ujarnya.

Lanjutnya, para suporter ini haruslah tetap bersaudara sebagai anak bangsa. “Buat apa kita capek – capek nonton sepakbola kalau pikirannya berantem dulu. Jadi saya inginkan bagaimana suporter ini bersatu. Untuk itu, saya yakin kalau mau benahi Arema dan Aremania, Insya Allah ada ditangan kita semuanya,” tutur Eddy Rumpoko.

Sementara itu, Cak Nun menjawab pertanyaan seorang Aremania itu dengan kata – kata bijaknya. Bahkan ia kembali bertanya untuk membuka mata hati para jamaah.

“Aku takon, Arema pecah, Bonek pecah, iku mergo kon kepingin pecah ta onok sebab e?. Sebab e teko awakmu ta tekok njobo?, Njobo nisor ta ndukur ?,” tanya Cak Nun yang dijawab para jamaah sesuai dengan fakta yang mereka yakini.

Jadi, lanjut Cak Nun, perpecahan seperti itu tidak hanya terjadi dalam sepakbola. Bahkan bangsa Indonesia, umat Islam, maupun masyarakat bisa terpecah belah akibat adanya pertarungan – pertarungan diatas.

“Bisa karena bisnis, politik dan seterusnya. Sampai ada Arema dua macam, Persebaya tiga macam dan sebagainya. Jadi anda sampai nangis, itu karena anda menjadi korban supremasi industri sepakbola diatas yang tidak kondusif satu sama lain,” imbuh ayahanda Noe Letto itu.

Untuk itu, ia sependapat dengan penyampaian dari Eddy Rumpoko yang menilai bahwa sepakbola tidak akan dapat hidup tanpa kehadiran para suporter.

“Maka, sebagimana yang diomongkan oleh Mas Edy. Suket iku urip ndek lapangan, bal – balan iku yo urip ndek suporter. Kalau tidak ada, opo kate nyaduk-nyaduk dewe. Sama seperti negera yang hidup karena ada rakyat. Walikota juga ada rakyat,” jelasnya.

Solusi yang harus dilakukan saat ini, kata Cak Nun, adalah bagaimana suporter itu sendiri memiliki kekuatan untuk merubah sepakbola agar menjadi lebih baik.

“Suporter, mboh Aremania, mboh Bonek atau Jakmania. Mereka harus punya daya negosiasi terhadap perusahaan sepakbolanya. Kon kudu wani demo, lek perlu demone ojok Arema A ndemo Arema B. Tapi Arema A dan Arema B bersatu ndemo seng ndukur (pusat) seng pecah iku. Mulai hari ini, pengurus arema harus menyusun strategi kedepan agar mempunyai bargaining power. Kira – kira begitu jalan keluarnya,” ucapnya sebelum melanjutkan ke bahasan yang lain. (Yog/end)

The post Ngaji Bareng Cak Nun, Aremania Curhat Soal Arema appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2rQHzCU

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment