Sunday, June 18, 2017

SKT VS SKM


MALANGTODAY.NET – Slogan branding rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) labat laun punah dengan regulasi yang dibangun oleh negara-negara maju. Dahsyatnya pengaruh, mengubah taste, cita rasa dan aroma yang ada di SKT dengan selera lidah mereka.

Legenda warisan kekayaan rasa bisa jadi bakal tinggal cerita. Lambat laun dengan propaganda negara maju mengancam keberlangsungan industri SKT, apalgi jika terus dibiarkan.

Di negeri ini, industri  SKT beramai-ramai ditutup oleh korporasi asing dengan mengorbankan pekerja linting SKT dengan jumlah ratusan ribu orang. Semua sudah tidak peduli terhadap nasib pekerja yang hilang mata pencahariannya.

Hal ini diperparah dengan beban cukai dan pajak cukup tinggi sehingga membuat beban industri lebih berat, sehingga menurunkan jumlah produksi dan pendapatan industri SKT ini. Akhirnya akan berdampak pada tingkat konsumsi SKT yang semakin menurun.

Salah satu indikator turunnya konsumsi SKT adalah dari realisasi penerimaan cukai. Data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menyebutkan, pendapatan cukai rokok baru menyentuh 64 persen atau sekitar Rp 91,4 triliun.

Dari nilai itu, Sigeret Kretek Mesin (SKM) menyumbang sekitar 80 persen, dan masing-masing 10 persen dari SKT dan Sigaret Putih Mesin (SPM).

Pemerintah pun terkesan menutup mata terkait masalah tersebut, belum ada regulasi-regulasi nyata untuk mengatasi permasalahan yang membelit industri SKT ini.

SKT yang merupakan buah karya dari bangsa kita akan dihancurkan selamanya, serta akan tumbuh dan berjaya Sigaret Kretek Mesin (SKM) dengan segala macam resep, peralatan hingga selera apa kata negara maju.

Negeri ini sangat sarat dengan aturan negara barat yang merugikan rakyat kecil. Model penghancuran seperti ini akan berlanjut pada semua produk yang dihasilkan oleh bangsa kita. Selamat menikmati proses-proses penghancuran hasil karya warisan kita semua!

The post SKT VS SKM appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2sJ3aPG

0 comments:

Post a Comment