
MALANGTODAY.NET – Belum lama ini, media sosial diramaikan dengan informasi yang mengaitkan beberapa simbol terlarang yang tertera pada tanda diuang rupiah. Menanggapi itu, pihak Bank Indonesia pun menegaskan bahwa penafsiran masyarakat terkait simbol tersebut tidak benar.
Direktur Department Komunikasi Bank Indonesia, Arbonas Hutabarat, melalui keterangan tertulisnya mengatakan, dalam melaksanakan tugas pokok di bidang pengedaran uang, Bank Indonesia senantiasa berupaya agar uang Rupiah yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri pengaman yang cukup mudah dikenali masyarakat sekaligus melindungi uang dari unsur pemalsuan. Unsur pengaman ini secara terus menerus telah disosialisasikan oleh Bank Indonesia, termasuk di seluruh wilayah NKRI, dan juga dapat dilihat di website Bank Indonesia.
Menurutnya, salah satu unsur pengaman yang ada dalam uang Rupiah adalah gambar saling isi atau Rectoverso. Unsur pengaman teraebut telah digunakan oleh Bank Indonesia sejak tahun 1995. Rectoverso sendiri merupakan suatu teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan terlihat seperti ornamen yang tidak beraturan. Namun apabila diterawang, Rectoverso akan membentuk sebuah gambar yang utuh.
Jika diterawang, lanjutnya, Rectoverso pada uang Rupiah akan membentuk lambang BI (singkatan dari Bank Indonesia). Rectoverso tidak dirancang untuk membentuk atau dimaknai sebagai gambar atau simbol lain, selain lambang BI. Selain pada uang kertas Rupiah, unsur pengaman Rectoverso juga digunakan oleh negara-negara lain seperti pada uang kertas Malaysia Ringgit (membentuk ornamen bunga), dan uang kertas Euro (membentuk ornamen nilai nominal).
“Selain Rectoverso, beberapa unsur pengaman lain yang terdapat dalam uang Rupiah antara lain adalah tanda air, benang pengaman, tulisan mikro, tinta berubah warna, dan gambar tersembunyi,” tambahnya.
Dia menyebutkan, dengan memahami unsur-unsur keamanan dalam uang, masyarakat diharapkan dapat lebih mudah mengenali keaslian Rupiah dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas sumber beritanya
http://ift.tt/2fPkIjG
0 comments:
Post a Comment