
MALANGTODAY.NET – Sebagai satu-satunya tempat wisata milik Pemerintah Kota Malang, Taman Rekreasi Kota (Tarekot) dianggap tidak mendapat penanganan serius.
Padahal, Tareko bisa dikembangkan melalui pembangunan yang bersumber dari dana tanggung jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
Anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Hadi Susanto mengatakan, pembenahan terhadap taman selama ininselalu dilakukan dengan memanfaatkan CSR yang mampu menelan dana sampai dengan Rp 6 Miliar. Namu sejauh ini, pembenahan terhadap Tareko sendiri masih dianggap nihil.
“Padahal harus memikirkan soal keseimbangan. Taman-taman di Kota Malang bagus, tapi tempat-tempat wisatanya jelek,” katanya.
Menurutnya, pembenahan Tareko bisa memanfaatkan dana bantuan CSR dibanding pemanfaatan dana APBD. Sebab, dana yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan Pariwisata belum mencukupi jika harus digunakan sebagai pembenahan. Dalam hitungan kasar, dana yang dibutuhkan untuk pemugaran bisa memcapai Rp 2 Miliar.
“Itu hanya untuk tahap awalnya saja ya,” tambahnya.
Dia menambahkan, Tareko memiliki keisitimewaan lokasi karena dilewati oleh aliran kali yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Jika ada pembenahan, bukan tidak mungkin tempat itu akan menjadi objek wisata yang fotogenik.
“Sekarang banyak wisatawan cari tempat wisata selfie,” tambahnya.
Keistimewaan tempat wisata selfie, lanjut Hadi, adalah dapat menjadi objek promosi gratis apabila wisatawan memotret dan mengunggahnya ke media sosial. Hal itu yang membuat objek wisata di Kota Malang yang dikelola swasta menjadi dikenal masyarakat umum.
The post Komisi D: Pemkot Kurang Perhatikan Tarekot appeared first on Portal Berita Online Malang Raya dan Batu.
http://ift.tt/2fuclgQ
0 comments:
Post a Comment