
MALANGTODAY.NET – Lembar kerja siswa (LKS) yang diperuntukkan sebagai salah satu bahan ajar di Indonesia memang sering menuai pro dan kontra. Pasalnya, tak jarang ditemukan adanya muatan yang sebenarnya tak pantas berada di dalamnya, dan membuat publik geger.
Tak hanya itu, penggunaan nama-nama artis sebagai objek pembelajaran juga masih dipertanyakan, terutama kaitannya dengan misi pemerintah dalam menerapkan pendidikan karakter.
Anggota Komite Pendidikan Universitas Brawijaya Malang (UB), Novada Maula Purwadi menilai, foto dan identifikasi seorang artis dalam sebuah LKS dapat dikatakan ada hubungannya sekaligus juga tidak ada kaitannya dengan pendidikan karakter.
“Jawaban untuk kaitannya dengan pendidikan karakter, bisa iya dan bisa tidak,” kata Novada pada MalangTODAY.net beberapa saat lalu.
Menurutnya, penggunaan nama artis sebagai objek pembelajaran mungkin saja berkaitan untuk membentuk karakter siswa menjadi konsumtif, hedonis, ataupun yang lain. Terlepas dari sengaja atau hanya ingin menggunakan tokoh yang dikenal oleh siswa.
Tapi bisa jadi, lanjutnya, pembangunan karakter ini hanya sekedar interpelasi dari karakter mayoritas yang sudah ada. Sehingga, tidak mengagetkan jika pembuat LKS menggunakan contoh artis terkenal untuk mengajarkan sesuatu, baik dari alasan mempermudah ataupun alasan lain yang lebih tidak baik.
“Kemudian jawaban kedua, ini tidak sesuai dengan pendidikan karakter,” tambah pria ramah ini.
Sebab, menurutnya, penggunaan bahan ajar seperti itu bagi sebagian masyarakat tertentu sangat tidak sesuai dengan karakter yang diinginkan. Namun yang jelas, pendidikan berkarakter ini idealnya mengacu kepada idealisme yang kedua ini, baik apapun bentuknya.
“Sehingga pendidikan tidak harus terpaku pada realitas yang ada,” jelasnya.
Namun meski begitu, tambahnya, publik tidak harus langsung menghakimi pembuat LKS. Sebab, pada dasarnya mereka menggunakan cata yang lebih cepat dan efektif dalam mentransfer ilmu. Hanya saja, mungkin tidak terlalu detail dalam melihat dan menilai permasalahan Indonesia.
Sehingga, pendidikan menurutnya menjadi hal yang menjemukan bagi masyarakat Indonesia, tetapi jika menggunakan karakter yang mengakar tersebut tentu jelas berlawanan dengan esensi pendidikan.
“Silahkan dipilih dilemanya berdasarkan konsekuensinya. Jadi jangan langsung dihakimi, mereka hanya memilih salah satu jalur dilematis belaka,” paparnya.
Tak hanya itu, Novada juga mengatakan, pendidikan karakter yang coba diterapkan pemerintah masih simpang siur. Apakah yang dimaksud itu pendidikan moral universal, moral agama, atau moral yang lain. Karena memang belum ada penjelasan tentang itu semua.
The post LKS Gunakan Artis Sebagai Objek Pembelajaran, Ini Tanggapan Pakar UB appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2kbSZgO
0 comments:
Post a Comment