Thursday, August 16, 2018

Patung Hamid Roesdi, Simbol Kecerdasan Pahlawan Gerilya Malang


Rahmat Mashudi Prayoga

MALANGTODAY.NET – Jika ZensTODAY pernah mendengar nama ini, sebagai apa nama ini? Apakah nama jalan, terminal, atau yang lainnya?  Ok, semuanya tidak salah. Tapi perlu ZensTODAY ketahui bahwa Hamid Roesdi adalah salah satu pahlawan asli kebanggaan warga Malang. Kalau kamu penasaran seperti apa figurnya, patungnya kini berdiri tegak menjulang di Bundaran Simpang Balapan di kawasan Jalan Ijen.

Dihimpun dari berbagai sumber, sosok Hamid Roesdi adalah seorang komadan pasukan yang paling ditakuti lawan, disegani kawan, serta sangat dipatuhi oleh anak buahnya. Ia dikenal sebagai sosok pemberani yang dengan entengnya melanglang kota Malang yang saat itu diduduki oleh Belanda hanya untuk potong rambut di Gadang. Bahkan ia bisa mengadakan rapat jam 10 pagi di Gadang Gang X.

Baca Juga: Sejarah Tugu Kemerdekaan Kota Malang yang Sempat Jadi ‘Bangunan Pemujaan’ Belanda

Ia dikenal sebagai tokoh gerilyawan yang tak lelah melancarkan serangan dan penyusupan kepada tentara Belanda. Ia termasuk sebagai salah satu pahlawan yang merepotkan tentara Belanda karena siasat cerdiknya yang ditempa sejak masa penjajahan.

Saking merepotkannya sosok Hamid Roesdi ini, Belanda pada akhirnya mengutus mata-mata untuk membocorkan beragai informasi tentang keberadaannya hingga siasat-siasatnya. Pada akhirnya ia pun tertangkap walaupun sempat berhasil mengakali mata-mata tersebut dengan mempelopori basa walikan yang kini menjadi identitas warga Malang.

“Beliau ini gugur karena penghianatan bangsa sendiri. Kalau tidak salah waktu itu saya dengar,  beliau itu sedang perjalanan menuju ke Pasuruan dalam rangka perang gerilya,” ungkap Drs. Heru Sunarko, M. Si selaku Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.

Baca Juga: Sejarah Dibalik Monumen TGP, Detasemen Pelajar yang Handal Rakit Bom

Belanda yang mengetahui rencana tersebut pada akhirnya berhasil menangkapnya dan mengeksekusinya di pinggir sungai di Kelurahan Wonokoyo.

“Ini kejadian pada waktu clash sekitar  1948-1949 pada waktu Agresi Militer II oleh Belanda. Pada saat itu beliau tertangkap, kemudian dieksekusi di pinggir sungai di Kelurahan Wonokoyo itu, tepat setelah beliau melaksanakan salat subuh. Setelah itu dibantai, ditembak disitu,” tambah Heru.

Patung Hamid Roesdi Menyepi dari Riuhnya Perkotaan

Meskipun patungnya berdiri kokoh di Simpang Balapan, namun tempat tersebut bukanlah situs utama Hamid Roesdi. Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa tempat tersebut adalah area perjuangan Hamid Roesdi.

Baca Juga: Monumen Pahlawan TRIP dan Pertempuran Di Jalan Salak

“Peristiwa khusus yg berkaitan dengan monumen Hamid Roesdi tidak terjadi disitu (Jalan Simpang Balapan). Kawasan Jalan Simpang Balapan memang merupakan area juangnya Hamid Rusdi,” tukas Drs. M. Dwi Cahyono, M. Hum, sejarawan dan arkeolog sekaligus Dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang (UM) saat ditemui Tim MalangTODAY.net .

Patung ini awalnya tidak ditempatkan di Taman Simpang Balapan, melainkan diresmikan pada tanggal 10 November 1975 di persimpangan antara Jalan Semeru dan Jalan Arjuna. Namun karena Kota Malang mendapatkan Piala Adipura untuk kelima kalinya dan berencana ditempatkan di tempat tersebut. Praktis, patung Hamid Roesdi dipindahkan ke Sengkaling sebelum akhirnya menetap di Taman Simpang Balapan hingga kini.


Karet Bungkus: Umul Latifa
Reporter: Rahmat Mashudi Prayoga
Penulis : Rakata Iskandar
Editor: Endra Kurniawan
Graphic: Nanda Tri Pamungkas

The post Patung Hamid Roesdi, Simbol Kecerdasan Pahlawan Gerilya Malang appeared first on MalangTODAY.

https://ift.tt/2L0TS5Z

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment