
MALANGTODAY.NET – Pembangunan Desaku Menanti di Dusun Baran Kota Malang yang baru saja diresmikan Menteri Sosial memang masih belum sempurna. Karena ternyata, lokasinya yang jauh itu tak jarang membuat masyarakat yang menempati desa tersebut mengeluh. Mereka merasa, jalur transportasi sangat susah, dan tidak ada transportasi umum yang melewatinya.
Koordinator Warga Binaan Sosial, Mujihadi mengatakan, akses menuju pusat kota sangat tidak mudah. Apalagi mereka memiliki beragam produk yang harus dipasarkan ke kota. Selain itu, ketika berbelanja mereka harus turun dengan jarak lumayan jauh, meskipun jalur jalannya pun sudah beraspal, dan hanya beberapa yang belum beraspal.
“Kalau berbelanja sayur ya harus ke Pasar Gadang, yang paling dekat,” katanya beberapa menit lalu.
Mujihadi menyebutkan, keluhan yang dirasakan juga terkait akses air yang masih sangat sedikit. Jumlah suplay air yang disiapkan dirasanya masih jauh dari cukup, terutama untuk memenuhi kebutuhan 40 KK yang menempati Desaku Menanti itu.
“Kalau fasilitas umumnya sudah ada kamar mandi, yang jumlahnya sangat banyak,” tambahnya.
Menurutnya, warga yang menempati Desaku menanti ini berasal dari Sukun, Sidomulyo, dan Muharto. Masing-masing dari mereka sebelumnya berprofesi sebagai pengamen dan pemulung. Sedangkan setelah menjadi warga binaan sosial, mereka dibekali dengan berbagai macam keterampilan seperti mengolah makanan hingga kesenian.
“Ada yg bikin tahu sehat, telor asin, miniatur, susu kedelai, sari jagung, tawah, snack, sampai bordir,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Malang, Sri Wahyuningsih menambahkan, terkait keluhan pasokan air yang disampaikan itu, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan PDAM, sampai penyaluran yang baru tersedia.
“Kalau transportasi, mereka sudah banyak yang membawa motor. Sedangkan untuk yang mau ambil hasil produksi, pengusaha yang akan datang langsung mengbil ke sini (Desaku Menanti),” pungkas Yuyun.
http://ift.tt/2fGPVWa
0 comments:
Post a Comment