Monday, August 28, 2017

Tingkatkan Produktivitas, IbM Beri Pendampingan Peternak Kelinci


MALANGTODAY.NET – Tingkatkan produktivitas, IbM beri pendampingan bagi peternak kelinci. Kali ini, sasarannya adalah para peternak kelinci mandiri dan kelompok wanita Hemara di Desa Ngijo Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Tim Iptek bagi Masyarakat (IbM) yang terdiri dari tiga orang anggota itu sengaja melakukan pendampingan tersebut. Bermula dari banyaknya keluhan yang datang dari para peternak yang kesulitan dalam memperoleh hasil pakan yang bagus untuk kelinci. Sementara permintaan, terus bertambah.

Ketua kelompok IbM bagi peternak kelinci, Dr. Ir. Eko Marhaeniyanto, mengatakan, dalam satu hari, setidaknya dibutuhkan pakan konsentrat komersial dengan harga yang lumayan mahal bagi masing-masing peternak kelinci. Sehingga, perlu dilakukan gebrakan baru untuk mengurangi ketergantungan para peternak terhadap pakan yang diproduksi oleh pabrik itu.

“Salah satunya adalah dengan membuat pakan konsentrat berbasis bahan lokal, yang berimbas pada kenaikan produktivitas kelinci itu sendiri,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima MalangTODAY belum lama ini.

Sebelum adanya pendampingan dari tim IbM, menurutnya para peternak sudah berupaya membuat pakan konsentrat secara mandiri. Dengan menggunakan sarana pendukung sederhana dan formulasi pakan yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan kelinci.

Sehingga, lanjutnya, dilakukan pendampingan pada para peternak mandiri tersebut untuk mencari jalan keluarnya. Jika sebelumnya para peternak menyediakan konsentrat pakan berbasis bahan lokal dengan cara yang sederhana, yaitu menumbuk semua bahan pada lumbung. Maka kali ini diupayakan pengolahan secara lebih canggih, melalui bantuan mesin pellet bagi peternak mandiri tersebut.

“Dengan bantuan mesin pellet itu, kami berharap produktivitas pakan semakin meningkat dan menguntungkan para petani,” tambah dosen Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang itu.

Karena jika masih menggunakan cara sederhana, menurutnya konsentrat yang dihasilkan sedikit dan banyak berceceran. Kualitas pakan yang disajikan pun bervariasi kandungan nutrisinya setiap kali pemberian.

Sering terjadi nilai nutrisi pakan konsentrat yang disajikan belum memenuhi kebutuhan ternak kelinci untuk produksi. Padahal ternak kelinci sangat responsive terhadap kandungan nutrisi pakan. Apabila nilai nutrisi tidak memenuhi kebutuhan, maka respon yang muncul bulu kusam, ternak mudah kembung bahkan sakit dan mati.

“Jadi peluang mengembangkan usaha pada mitra asosiasi peternak kelinci untuk dapat memproduksi pakan pelet kelinci akan berdampak pada biaya produksi budidaya kelinci lebih murah,” paparnya lagi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, upaya pendampingan juga dilakukan dengan beberapa kali proses diskusi bersama para peternak. Ruang khusus pun sengaja dibuat dengan target akan terus ada pertemuan yang dilakukan dalam pengembangan produktifitas ternak kelinci itu sendiri.

Peningkatan produksi ternak kelinci itu dia harapkan mampu menjamin ketersediaan bahan baku bagi kelompok wanita Hemara yang giat memproduksi produk olahan kelinci. Karena upaya meningkatkan produksi dan omset penjualan perlu ditopang dengan perbaikan manajemen produksi dan sarana pendukung produksi.

Sementara hasil dari pendampingan dalam pelaksanaan IbM itu menurut Eko tak lain adalah untuk meningkatkan produksi baik kuantitas dan kualitas. Selanjutnya meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra, meningkatkan omset penjualan dari masing masing mitra, meningkatkan ketentraman dan kesehatan masyarakat, menghasilkan produk pakan konsentrat dan makanan olahan berbasis produk kelinci.

“Pendampingan tersebut juga dibukukan dalam Buku Praktis Peternakan berjudul Pembuatan Pakan Konsentrat dan Produk Olahan Berbasis Kelinci,” ucapnya.

Tak sendiri, menurut Eko pendampingan yang dilakukan tersebut juga dilakukan bersama dua anggota yang lain, yaitu Ariani Trisna Murti, S.Pt., MP, dan Ir. Sri Susanti, MP.(Pit/end)

The post Tingkatkan Produktivitas, IbM Beri Pendampingan Peternak Kelinci appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2vFdOUx

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment