
MALANGTODAY.NET – Sejumlah petani tomat di Desa Sumberjaya Kecamatan Gondanglegi mengeluhkan kondisi harga pupuk untuk tanaman yang mahal.
Salah satu petani tomat, Jazuli mengatakan bahwa sejak dua tahun lalu ia menggunakan pupuk kategori non subsidi yaitu ZA dan Urea seharga 195 ribu rupiah per kwintal. Harga tersebut dinilai terlalu mahal oleh petani.
“Pada lahan seluas 2.000 meter per segi ini dibutuhkan pupuk sebanyak 4 kwintal pupuk, dan pemupukan dilakukan pada saat tanaman tomat berusia 15 hari, satu bulan dan terakhir dua bulan. Harapannya agar terjangkau daya beli petani, kisaran 140 sampai 150 ribu rupiah,” ujar Jazuli, Jumat (25/8).
Ia menambahkan selain biaya yang cukup banyak dikeluarkan untuk pupuk, petani juga harus menambah biaya yang digunakan untuk obat tanaman agar pertumbuhan tanaman tomat bisa optimal. Untuk pengobatan, petani harus mengeluarkan biaya sebesar 40 ribu rupiah per kilogram obat.
Namun terlepas dari keluhan petani terkait mahalnya harga pupuk, saat ini petani tomat juga merasa senang dengan naiknya harga tomat di pasaran. Meskipun mengalami kenaikan yang tipis, petani tomat tetap bersyukur.
“Naik dari 1.500 rupiah per kilogram menjadi 2.500 rupiah per kilogram,” ungkap Jazuli.
Jazuli yang menanam tomat jenis servo itu sendiri harus mengeluarkan biaya kurang lebih Rp. 2 juta rupiah untuk perawatan. Tomat baru bisa dipanen pada usia sekitar 70 hari atau 2 bulan 10 hari.
Dalam sekali panen petani tomat bisa memperoleh hasil sebesar 8 juta rupiah atau 4 kwintal, namun hal tersebut juga tergantung cuaca.
The post Petani Tomat Masih Keluhkan Harga Pupuk Mahal appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2w9JZ09
0 comments:
Post a Comment