
Salah satunya kelompok mahasiswa yang setiap satu minggu sekali, tepatnya malam minggu berjualan bunga dibeberapa titik lampu merah seperti perempatan Ijen.
Menurut Sutiaji, pemerintah Kota Malang saat ini tengah memerangi anak jalanan dan gepeng yang tidak jarang mengganggu pengguna jalan. Selain sosialisasi, beragam program pun terus diupayakan untuk mengurangi angka ketergantungan mengais rizki di jalanan. Namun sayangnya, setelah sedikit berkurang, peran mereka malah tergantikan.
“Kalau untuk kepentingan sosial, sebenarnya kami masih bisa memberi toleransi,” katanya ketika dihubungi Malangtoday.net beberapa saat lalu.
Meski begitu, lanjutnya, kegiatan sosial seperti itu seharusnya dilakukan dengan cara yang lebih elok lagi. Seperti menyumbang menggunakan rekening tabungan atau yang lain, dan tidak memanfaatkan jalanan.
Sementara untuk mahasiswa yang tampak berjualan bunga, itu sangat disayangkan. Pasalnya, bunga sebagai simbol perdamaian dan solidaritas. Maka sifatnya harus insidentil, dan tidak dilakukan secara rutin.
“Apalagi sampai menginjak-injak taman, ini sangat disayangkan,” tambahnya.
Untuk memberantas kebiasaan itu, menurutnya akan diterapkan razia tanpa pandang bulu. Selain itu juga akan membuat surat edaran ke semua perguruan tinggi untuk melarang mahasiswanya melakukan kegiatan yang melanggar peraturan dan tindakan yang tidak baik.
The post Ini Kata Wawali Sutiaji Soal Mahasiswa Jualan Bunga di Jalan appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2gB1KRo
0 comments:
Post a Comment