Semasa menjadi pemain, Singgih dikenal karena dengan tendangan geledek kaki kanannya yang keras dan akurat. Bersama tim Singo Edan, ia meraih gelar juara juga pada kompetisi Galatama 1992-1993 dan sempat ikut bermain saat Arema tampil Asian Club Championship 1993-1994.
Kala itu, Singgih menjadi striker yang ditakuti karena seringkali merepotkan lini belakang lawan. Debutnya bersama Arema, pernah menobatkannya sebagai top skor pada kompetisi Galatama 1991-1992 dengan 21 gol dan Galatama 1992-1993 dengan 16 gol.
Rekan duetnya waktu itu dalah Mecky Tata dan Bambang Nurdiansyah. Singgih seringkali mencetak gol melalui tendangan bebas, sehingga membuatnya dipanggil ke Timnas senior pada era-1991-1994.
Ia bermain di berbagai seperti Piala Kemerdekaan, King Cup dan Piala Asia serta Prapiala Dunia. Saat Arema berhadapan dengan Mitra Surabaya, Singgih sempat beradu pukul dengan Lulut Kistono.
Akibat insiden tersebut, ia disanksi PSSI selama satu tahun. Setelah bermain di Arema, dirinya sempat membela Petrokimia Puta, Persema Malang, Putra Samarinda dan Perseta Tulungagung. Hingga kini ia menjalani karirnya sebagai asisten pelatih Arema bersama Joko Susilo, Kuncoro dan Yanuar Hermansyah.
0 comments:
Post a Comment