
MALANGTODAY.NET– Salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dalam rangkaian perayaan Hari Raya Idul Fitri adalah ketupat lebaran. Istilah ketupat tidak asing lagi ditelinga umat Muslim di Indonesia terkhusus yang tinggal di Pulau Jawa.
Dilangsir dari islamidia.com, istilah ketupat sudah ada sejak zaman Wali Songo yang bernama Sunan Kalijaga. Beliau membudayakan dua kali bakdan (lebaran), pertama bakdan lebaran di tanggal 1 Syawal dan kedua bakdan ketupat itu sendiri.
Bakdan ketupat dijalankan tujuh hari setelah hari-H Idul Fitri. Ketupat berasal dari beras yang dimasak menggunakan bungksu daun kelapa muda yang sebelumnya sudah dianyam terlebih dahulu. Ketika dihidangkan,biasanya ketupat ditemani dengan opor ayam atau pun Sambal goreng hati.
Secara filosofi Jawa, kata ketupat bersalah dari bahasa Jawa ngaku lepat dan laku papat.
Kata ngaku lepat (mengakui kesalahan) tergambarkan dari prosesi sungkeman yang dilakukan ketika lebaran. Sungkeman merupakan kegiatan bersimpuh dihadapan orang yang lebih tua untuk meminta maaf atas kesalahan-kesalahan. Sungkeman mengajarakan kepada kita betapa pentingnya menghormati orang yang lebih tua, sikap rendah hati, dan memuliakan orangtua.
Sedangkan, kata laku papat bermakna empat tindakan yang ada dalam tradisi lebaran. Tindakan tersebut yaitu, pertama, lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu ibadah puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan sudah terbuka lebar.
Kedua, luberan bermakna meluber atau melimpah ruah. Sebagai simbol ajaran bersedekah kepada yang lebih membutuhkan. Pengeluaran zakat fitrah menjelang Hari Raya Idul Fitri pun selain menjadi kewajiban yang harus dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud sikap empati kepada sesama manusia.
Ketiga, leburan bermakna habis dan melebur. Ini dimaknai ketika lebaran, dosa serta kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan.
Keempat, laburan atau kapur. Kapur merupakan zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Ini memiliki filosofi supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.
The post Makna Filosofi Dibalik Ketupat dalam Tradisi Lebaran appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2tCCD5U
0 comments:
Post a Comment