
MALANGTODAY.NET – Jalan-jalan ke kawasan wisata bahari Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, tak lengkap rasanya jika tak menyempatkan diri ke Pantai Ujung Gelam.
Di pantai berpasir putih yang berjarak sekitar empat kilometer dari Alun-Alun Kota Karimunjawa itu, banyak wisatawan nusantara dan mancanegara sengaja datang untuk menjemput datangnya senja.
Di sepanjang jalan menuju pantai landai yang merupakan bagian dari garis pantai Pulau Karimunjawa itu, tampak rumah-rumah warga, mushola, dan beberapa penginapan.
Di sisi kiri dan kanan jalan beraspal mulus selebar sekitar empat meter dan dilengkapi marka itu, tumbuh beragam pepohonan dan tanaman lokal seperti jambu mete, mangga dan jambu air.
Dari kejauhan, tampak perbukitan Pulau Karimunjawa yang dibalut hutan hujan tropis lebat. Ada pula lokasi tambak milik warga dan deretan tamanan bakau (mangrove) hijau di beberapa bagian daratan yang menjorok ke bibir dan perairan pantai.
Panorama perbukitan berhutan lebat dan laut perairan Karimunjawa yang hijau membiru terasa memanjakan mata sehingga perjalanan menuju Pantai Ujung Gelam untuk menjemput senja yang memakan waktu kurang dari 20 menit itu terasa tak monoton.
Deretan tamanan mangrove hijau yang tumbuh subur di beberapa bagian garis pantai Pulau Karimunjawa itu pun menambah referensi pengunjung bahwa pulau terbesar dari 27 pulau yang ada di kepulauan tersebut merupakan bagian dari kawasan taman nasional.
Menurut situs resmi Balai Taman Nasional Karimunjawa, sesuai Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999, luas kawasan Taman Nasional Karimunjawa mencapai 111.625 hektare.
Kawasan taman nasional itu meliputi ekosistem hutan hujan tropis daratan rendah di Pulau Karimunjawa seluas 1.285,50 hektare, ekosistem hutan mangrove di wilayah daratan Pulau Kemujan seluas 222,20 hektare dan wilayah perairan seluas 110.117,30 hektare.
Di antara deretan hutan mangrove yang dijumpai dalam perjalanan menuju Pantai Ujung Gelam tersebut ada di area Wisma Apung dan Penangkaran Hiu Asri yang terkenal dengan kolam hiunya.
Karenanya, bagi para wisatawan yang punya cukup waktu, mereka dapat terlebih dahulu mampir ke kolam ikan hiu milik penginapan ini atau objek wisata lain yang lokasinya searah dengan destinasi Pantai Ujung Gelam, seperti Bukit “Love”.
Untuk mencapai kolam hiu rumah apung berdinding dan berlantai papan dengan tiang-tiang penopang yang berdiri kokoh menghujam dasar perairan dangkal itu, pengunjung terlebih dahulu menuruni jalan setapak menuju pintu masuk jembatan papan.
Alternatif lain adalah mereka berjalan melintasi tanah datar milik penginapan Asri menuju bangunan anak tangga. Setelah menuruni anak-anak tangga semen tersebut, pengunjung pun tiba di depan pintu masuk jembatan papan.
Jembatan papan selebar satu meter itu menjadi satu-satunya akses menuju rumah apung dan kolam berisi 11 ekor hiu, termasuk beberapa ekor di antaranya hiu putih itu.
Berbeda dengan lokasi Penangkaran Hiu Kencana yang memungut biaya retribusi sebesar Rp40 ribu kepada setiap pengunjung, para wisatawan yang sekadar mampir di kolam hiu milik Wisma Apung dan Penangkaran Hiu Asri ini tidak dikenai biaya.
Dari kolam hiu milik penginapan Asri yang berjarak sekitar dua kilometer dari Pantai Ujung Gelam, upaya menjemput senja dari bibir pantai berpasir putih itu pun dilanjutkan.
Bagi para wisatawan yang datang dengan sepeda motor, mereka harus terlebih dahulu memarkir kendaraannya di bawah pepohonan rindang di atas bukit yang berbatasan langsung dengan area pantai yang dilengkapi belasan warung makanan dan minuman ringan.
Lalu, mereka menuruni bukit menuju area pantai melalui jalan setapak sembari menanti saat-saat matahari tenggelam. Pada Rabu itu, matahari berangsur-angsur tenggelam di Lautan perairan Karimunjawa mulai pukul 17.37 WIB.
The post Menikmati Indahnya Matahari Terbenam di Karimunjawa appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2uHF4UZ
0 comments:
Post a Comment