
MALANGTODAY.NET – Tak begitu banyak orang yang peduli dengan budaya lokal, apalagi di kalangan kaum milenial. Bagi mereka itu hal kuno atau telah ketinggalan zaman. Salah satu yang mencolok adalah dalam dunia fashion.
Perhatikan gaya berpakaian sehari-hari muda-mudi generasi milenial. Adakah unsur batik atau kebaya dalam gaya berpakaian mereka? Bagi mereka, style hari ini atau kerap disebut OOTD (outfit of the day) harus selaras dengan trend masa kini.
Celakanya, kiblat dari dunia fashion yang kemudian menjadi trend adalah dari negara lain. Prancis, Amerika, Jepang ataupun Korea acap kali dijadikan rujukan. Lalu bagaimana nasib batik, kebaya atau bahkan koteka? Apa harus menunggu negara sebelah mengklaim, baru kita peduli?
Masalah ini kemudian dijawab oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) ASIA Malang. Bersama dengan sosial media PANG! dan MalangTODAY, tiga sejoli ini kemudian menggelar kegiatan “ASIA Batik Berbudaya”, yang puncaknya pada Rabu (12/7).
Kegiatan ini merupakan ajang pemilihan putra-putri batik (kampus) ASIA. Sebagai informasi, kegiatan ini, baru pertama kali dilaksanakan di kampus ASIA. Meskipun begitu, saat pembukaan pendaftaran animo mahasiswa sangat jelas dirasakan. Kurang lebih sebanyak 50 peserta dari segala jurusan yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Eduwardus Eko Budi W, Presiden Mahasiswa STIE ASIA menjelaskan bahwa putri-putri batik yang akan terpilih, nantinya memiliki tugas untuk memperkenalkan kembali batik kepada mahasiswa yang ada.
“Tugas dari mereka (putra-putri batik) nantinya adalah mensosialisasikan batik kepada mahasiswa di kampus ini. Tentunya dengan cara yang modern”, ujarnya kepada MalangToday.
Ada beberapa kategori penilaian dalam pemilihan putra-putri batik Asia. Diantaranya adalah kecakapan dalam berbicara, kreatifitas dalam mendesain batik (agar terlihat modern), serta pemahaman tentang batik kreasi yang dibuat.
Dilaksanakan kegitan ini, menurutnya adalah bagian dari keterpanggilan mereka dalam upaya untuk membumikan kembali batik sebagai warisan budaya.
“Kita merasa terpanggil, batik saat ini sudah semakin dilupakan. (Sehingga) kita berupaya untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap batik, khususnya di kalangan mahasiswa”, jelasnya.
Kepada MalangTODAY ia mengaku bahwa dirinya berupaya untuk menjadikan kampusnya, STIE ASIA sebagai promotor gerakan cinta batik Indonesia. “Sebenarnya upaya terbesar kita, mau menjadikan kampus ini (STIA ASIA) sebagai pelopor gerakan cinta batik Indonesia”, ucapnya. “Ini mungkin akan dibantu oleh putra-putri batik ASIA”, tuturnya lagi.
Upaya lain yang dilakukan olehnya adalah dengan menerapkan kebijakan jumat berbatik. “Selain pemilihan putra-putri batik Asia, kita juga menerapkan kebijakan jumat berbatik. Mahasiswa harus gunakan batik di hari jumat”, terangnya
Meskipun begitu, pria yang akrab disapa Eko mengaku bahwa belum ada dukungan yang serius dari pihak rektorat. “Mungkin pihak rektorat masih menunggu bukti keseriusan kami. Dan kegiatan ini adalah buktinya. Tinggal tunggu apa respon dari rektorat”, ucapnya.
Ia berharap kegiatan jumat berbatik yang telah diadakan oleh mereka dapat didukung secara legal formal oleh rektor. “Perlu ada keputusan rektor soal ini (jumat berbatik) sehingga memiliki dasar yang kuat dan jelas”, jelasnya.
The post Peduli Batik, STIE ASIA Gelar Kegiatan Ini appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2ubUEc7
0 comments:
Post a Comment