
MALANGTODAY.NET – Guru Besar Kimia University Teknologi Malaysia (UTM), Prof. Hadi Nur menyampaikan sistem pendidikan yang ada di Malaysia menjadi semakin kuat karena kampus diberikan otonom oleh pemerintah. Ini disampaikan olehnya usai penganugerahaan Adjunct Profesor oleh Universitas Negeri Malang (UMM), Senin (28/8).
“Pendidikan Malaysia itu kuat karena kampus diberikan otonom,” kata Prof. Hadi saat ditemui oleh MalangTODAY.net di sela-sela kesibukannya.
Otonom yang dimaksudkan oleh Prof. Hadi adalah kebebasan yang diberikan oleh pemerintah kepada kampus, sehingga kampus memiliki hak penuh dalam mengatur urusan domestik kampus masing-masing.
“Jadi kampus itu memiliki hak penuh dalam menentukan nasibnya sendiri, baik SDM dan berbagai hal lainnya,” katanya.
BACA JUGA: Guru Besar UTM: Di Malaysia Dosen Mengajar 6 SKS, Beda di Indonesia
Salah satu hal yang disoroti oleh pria kelahiran Padang ini adalah terkait Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya dalam hal guru besar.
Ia menyampaikan di Malaysia hampir semua kampus pasti memiliki guru besarnya masing-masing. Ini dapat terjadi karena sistem kampus otonom yang diterapkan oleh Malaysia. Tidak hanya di Malaysia, di negara barat lainnya seperti Inggris dan Amerika juga menerapkan sistem kampus otonom.
“Kalau di Malaysia kampus dapat mengangkat Profesornya sendiri, jadi hampir semua kampus itu memiliki profesornya masing-masing, hanya mungkin kualitasnya profesor di kampus A tidak setara dengan kampus B misalnya,” jelasnya.
Berbeda dengan dengan di Indonesia lanjutnya, di Indonesia bila ingin menjadi profesor kampus tidak memiliki hak untuk mengangkat dosen sebagai guru besar, proses tersebut harus dilakukan oleh kementrian dan telah memenuhi kredit poin yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Kalau di Indonesia, mau jadi guru besar harus berurusan dengan kementrian, ngurusnya secara nasional dan harus memenuhi syarat yang sudah ditetapkan pemerintah,” katanya lagi.
Meskipun begitu, ia menyadari bahwa ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem yang diterapkan. Dengan kepengurusan profesor secara nasional yang dilakukan oleh Indonesia menurutnya akan berpengaruh pada kualitas guru besar yang seimbang, namun kelemahan lainnya adalah tidak semua tempat akan memiliki guru besar.
“Kalau sistem kayak gini (Indonesia), kasihan di Papua guru besarnya akan sangat terbatas, bahkan mungkin tidak ada,” tambahnya.
Kelebihan lainnya yang dimiliki oleh sistem pendidikan di Malaysia adalah pada jumlah SKS yang diajarkan oleh dosen kepada mahasiswanya dalam satu hari.
“Kalau di Malaysia, dalam sehari saya mengajarnya maksimal 6 SKS, tahun lalu malah hanya 3 SKS. Jadi saya punya waktu banyak untuk lakukan penelitian. Kalau di Indonesia, satu dosen dalam sehari mengajarnya bisa 22 SKS, malah tadi saya dengar ada yang sampai 32 SKS,” ucapnya.
Jumlah yang seperti ini menurutnya, akan mengurangi kualitas atau persiapan materi yang akan diberikan oleh dosen kepada mahasiswa. Kekurangan lainnya dosen tentu memiliki sedikit waktu untuk melakukan riset ilmiah ataupun publikasi.
“Kalau seperti ini kapan dosen Indonesia bisa lakukan penelitian,” pungkasnya.(sem/zuk)
The post Pendidikan Malaysia Kuat karena Kampus Diberi Otonom appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2xqLibr
0 comments:
Post a Comment