
MALANGTODAY.NET – Setiap tahun, angka pengangguran di Kota Malang makin bertambah. Data di tahun 2016, angka pengangguran sudah mencapai sekitar 6.300 orang. Sementara sampai Agustus 2017, pengangguran diperkirakan sudah mencapai angka enam ribu pengangguran.
Kabid Pelatihan dan Produktivitas Disnaker Kota Malang, M. Sidik belum lama ini menyampaikan, dari data yang tercatat tersebut, besar kemungkinan jumlah pengangguran lebih dari enam ribu. Pasalnya, hanya sedikit angkatan kerja yang mau melaporkan diri ke Disnaker terkait status menganggurnya.
“Kalau kita turun ke lapangan dan menyambangi rumah secara door to door, jumlahnya pasti lebih dari itu (enam ribu),” katanya pada Wartawan belum lama ini.
Alasan peningkatan itu menurut Sidik dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Diantaranya karena keterbatasan lapangan pekerjaan dan ke dua karena kemampuan angkatan kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga, tak jarang membuat angkatan kerja tidak bisa memasuki setiap perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
“Maka kami berusaha untuk membuat pelatihan agar bisa memenuhi kebutuhan perusahaan dengan skill yang dibutuhkan,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Malang, Sutiaji sebelumnya menyampaikan, angka pengangguran yang cukup besar juga dilatarbelakangi oleh banyaknya pendatang baru berusia produktif ke kota pendidikan ini. Utamanya para pelajar dari tingkat SMA sampai dengan perguruan tinggi yang setiap tahunnya selalu bertambah.
“Beban indeks pengangguran akan lebih tinggi dengan semakin besarnya pendatang dari kalangan pelajar itu,” jelasnya belum lama ini.
Sutiaji pun mengimbau, agar para angkatan kerja yang berasal dari daerah lain segera kembali ke daerahnya masing-masing setelah menamatkan pendidikannya di Malang. Karena sejauh ini, ternyata banyak mahasiswa yang kerasan dan memilih mengadu nasib di kota yang juga berjuluk sebagai kota kembang ini.
“Bisa dilihat, rektor di berbagai perguruan tinggi semua dari luar kota. Hanya rektor UB saat ini saja yang memang asli orang Malang,” gurau pria berkacamata itu.
Menurutnya, ada banyak pekerjaan rumah yang memang harus dibenahi dalam hal pengangguran itu. Dimana Malang ini memang menjadi salah satu kota yang paling unik. Setiap tahun, jumlah pendatang baru selalu lebih besar dibanding warga yang kembali ke daerahnya setelah mengemban ilmu.
“Hampir 50 persen, mahasiswa di Kota Malang enggan kembali ke daerahnya masing-masing dan memilih menetap di Malang. Ini yang membuat pengangguran terbuka semakin besar,” tambah Sutiaji.
Terpisah, Rektor Universitas Merdeka Malang, Anwar Sanusi menambahkan, pengangguran merupakan permasalahan yang selalu menghantui setiap negara. Di Indonesia, tahun ini setidaknya ada tujuh juta pengangguran yang 60 persen berasal perkotaan, dan sisanya dari pedesaan.
Sedangkan di Jawa Timur, lanjutnya, ada sekitar 840 ribu pengangguran sepanjang 2016, dan tahun ini diprediksi turun empat persen menjadi sekitar 825 pengangguran. Sementara Kota Malang, tercatat ada 6.250 pengangguran tercatat sepanjang 2016, yang tahun ini juga diprediksi turun empat persen.
“Pengangguran terbuka besar, karena memang faktor kenyamanan salah satunya, yang membuat banyak mahasiswa memilih menetap setelah menggali ilmu,” pungkasnya.
Angka pengangguran yang semakin tinggi itu pun memunculkan banyak pertanyaan baru. Bagaimana langkah pemerintah selanjutnya untuk menekan angka pengangguran itu secara lebih matang dan maksimal?
Apakah perencanaan yang dibuat selama ini sudah berjalan efektif? Lantas, adakah upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakatnya? Simak diulasan MalangTODAY.net berikutnya. (Bersambung).
The post Setiap Tahun, Angka Pengangguran d Kota Malang Makin Bertambah appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2w33Z6m
0 comments:
Post a Comment