Monday, October 17, 2016

Sekjen DKM: ‘Soal Cak Kandar Kita Gagal Menghargai Seniman’


img-20161017-wa0018-copy

MALANGTODAY.NET – Peristiwa terusirnya seorang pengamen nyentrik bernama Soekandar, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Cak Kandar, yang menjadi viral, akhirnya mengundang komentar dari Pengurus Dewan Kesenian Malang (DKM).

Johnny Suhermanto, Sekjen DKM menyampaikan kepada MALANGTODAY.NET, bahwa pemberitaan tersebut membuka mata kita bagaimana sesungguhnya Kota Malang kurang memiliki pemahaman yang cukup dalam menghargai karya seni dan senimannya.

Keprihatinan jelas dirasakan oleh banyak kalangan seniman, karena bagaimanapun Cak Kandar dan bentuk kreasinya adalah aset berharga bagi Kota Malang. Menurutnya, akan sangat ironis jika bebunyian yang dihasilkan dari semangat kreatif seniman dianggap sebagai hal yang mengganggu untuk sebagian orang.

“Saya menganggap ini sebuah ironi, bagaimana Kota Malang, yang kini semakin dikenal sebagai kota kreatif setelah adanya kampung warna-warni, akan tetapi tidak bisa menerima kehadiran warna Cak Kandar dalam pertunjukan tunggalnya,” ujarnya kepada MALANGTODAY.NET, Selasa (18/10).

Ia menambahkan, peristiwa ini menyadarkan perlunya Kota Malang memiliki ruang ekspresi yang lebih tertata. Sebab persinggungan antara pelaku kreatif dan penikmat seni membutuhkan ruang yang bermartabat, sesuai jargon Kota Malang saat ini.

Di kalangan seniman Kota Malang, Cak Kandar selama ini terterima dengan baik. Kesan yang ada pada Cak Kandar adalah sosok seniman yang konsisten dengan pilihan medianya. Daun sebagai sumber bunyi yang disusun berdasarkan cipta kreasinya mampu menyesuaikan notasi dengan alat-alat musik pada umumnya.

Selanjutnya ia membandingkan warna rambut Cak Kandar, yang konsisten dengan warna merah menyala, dengan kampung warna-warni. Setidaknya dua hal itu memiliki kode pesan yang sama, bahwa menjadi berbeda bisa jadi sebuah sinyalemen atas proses kreatifnya.

“Kemampuan daya cipta Cak Kandar menunjukkan perilaku apa adanya, dan kejelian memilih media yang pasti memiliki alasan tersendiri. Entah pesan lingkungan atau yang lain,” ujar praktisi seni teater ini menambahkan.

Di akhir pembicaraan Johnny Suhermanto kembali menegaskan bahwa seharusnya kita semua, pemangku kebijakan, penikmat kesenian, dan pelaku kreatif harus berpadu padan mencipta ruang ekspresi yang bisa membangun semangat kreatif yang kini sedang digalakkan Pemkot Malang, tanpa melukai batin siapapun. (rev/ind)

The post Sekjen DKM: ‘Soal Cak Kandar Kita Gagal Menghargai Seniman’ appeared first on MalangToday.Net.

http://ift.tt/2dweJR9

0 comments:

Post a Comment