
MALANGTODAY.NET – Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji menyebutkan, secara bertahap, APBD tidak harus bergantung pada dana perimbangan. Artinya, setiap pembangunan yang dilakukan di sebuah daerah akan selalu ditentukan masyarakat sendiri. Itu sebabnya, pembangunan berbasis local wisdom dirasa tepat untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing masyarakat.
“Secara pelan-pelan, dana perimbangan nantinya hanya akan digunakan untuk gaji saja,” katanya pada Malangtoday.net beberapa saat lalu.
Maksud ‘local wisdom’ itu sendiri, lanjutnya, selalu berpatok pada kebutuhan yang ada di masyarakat. Sementara Kota Malang sudah memulainya dengan kampung tematik, dimana hal itu dimulai dari masing-masing kelurahan, dan berbasis pada kebutuhan. Sehingga, masing-masing memiliki karakteristik berbeda. Itulah yang dimaksud dengan local wisdom.”Tapi potretnya tetap dari Bappeda ya,” tambah pria berkacamata ini.
Konsep dasar dari pembangunan berbasis ‘local wisdom’ ini masih tetap melekat pada pemerintah. Kemudian, diterjemahkan sendiri oleh masyarakat. Selain itu, konsep ini juga dimaksudkan tak hanya pada pembangunan secara fisik, melainkan juga pada kebiasaan dan budaya keseharian.
Dicontohkannya dalam kebiasaan jamuan misalnya, saat ini masyarakat perlu kembali mengedepankan identitas diri. Salah satunya dengan menyuguhkan aneka kuliner khas Malang, atau jika perlu sesuai dengan karakteristik masing-masing kelurahan. Baik cara penyuguhan ataupun jenis olahannya sendiri.
“Dalam jamuan, jangan selalu prasmanan. Panggil saja PKL (Pedagang Kaki Lima) kita, itu pasti akan lebih menghidupkan perekonomian dari bawah. Jadi kita nggak sekedar ngomong saja, tapi diwujudkan,” terang Sutiaji.Dia menambahkan, mandiri dalam bidang ekonomi menjadi salah satu kunci kesuksesan. Salah satunya adalah dengan mengangkat konsep dan kekuatan lokal masing-masing daerah.
The post Kota Malang Kedepankan Pembangunan Berbasis Local Wisdom, Apa Itu? appeared first on MalangToday.
http://ift.tt/2h8d9bm
0 comments:
Post a Comment