MALANGTODAY.NET – Aktivitas pengamen memang sering kita jumpai, baik di terminal ke terminal maupun rumah ke rumah. Namun ternyata, tak banyak yang tau asal usul dari istilah ‘Ngamen’ itu sendiri.
Ketua Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ), Anto Baret menjelaskan, sebenarnya istilah ‘Ngamen’ itu sudah ada dari abad ke-17. “Dulu itu namanya kentrung. Jadi ada satu desa paceklik, ndak panen sawahnya, dia (pengamen) cari desa yang makmur, rombongan datang ke pasar untuk ngamen,” jelasnya.
Baca Juga: Sulit Temui Padi, Kota Malang Kini Makin Subur dengan Besi Beton
Namun pada abad ke-19, ada yang dinamakan ‘mbarang’ yakni pengamen yang datang sendiri secara personal datang ke rumah-rumah untuk mendoakan yang punya rumah. “Bismillahhirrohmanirrohim, mudah-mudahan ibu bapak panjang umur, murah rejeki dan lainnya,” perkataan pengamen yang ditirukan Anto.
Lanjutnya, perkataan itu dibalas oleh penghuni rumah yang didatangi. “Kemudian yang punya rumah meng-Amini…..bilang Aminn…Aminnn. Dari kata Amin itu, timbullah kata ‘Ngamen’,” ujarnya kepada wartawan MalangTODAY beberapa saat lalu.
Baca Juga: Perbaiki Kesehatan Masyarakat Kota Malang Sejak Dini Lewat Posyandu
Menurutnya, yang perlu digaris bawahi adalah tidak ada pemuda Indonesia yang cita-citanya jadi pengamen. Untuk itu, pada 34 tahun lalu ia mendirikan komunitasnya yang diberi nama Kelompok Penyanyi Jalanan. “Dulu, ngamen itu sendirian bawa gitar di warung-warung. Kita pakai sebutan penyanyi,” ungkapnya.
Sebab menurut pencipta lagu ‘Lonteku’ bersama Iwan Fals ini, musik adalah gabungan unsur bunyi yang terdiri dari beberapa alat musik seperti drum, piano dan bass yang menghasilkan ritme dan harmoni. “Apakah kalau saya nyanyi diiringi satu alat musik apakah saya pemusik?. Makanya KPJ ini bukan Kelompok Pemusik Jalanan,” tutupnya.
The post Inilah Asal Usul Munculnya Istilah ‘Ngamen’ di Indonesia appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2p2R5B8
0 comments:
Post a Comment