
Menurutnya, kondisi berbangsa Indonesia saat ini menunjukkan dialektika atau pertentangan antar kelompok. Di mana masing-masing kelompok membenarkan dirinya sendiri dan menafikkan kebenaran dari kelompok lain.
“Keadaan ini sebenarnya bermula dari kasus Pulau Seribu yang merupakan pemicu adanya kesenjangan,” katanya pada Media saat bertandang ke Malang, Senin (16/1).
Reaksi umat islam itu, lanjutnya, merupakan akumulasi dari perasaan keadilan dan kesenjangan dibidang perekonomian. Sebab sektor ekonomi nasional saat ini hanya dikuasai oleh beberapa nama saja. Sementara kondisi ekonomi umat islam saat ini sedang terpuruk dan susah dibangkitkan. Kecuali ada keberpihakan dari negara.
“Jadi sudah saya sampaikan ke Pak Jokowi, untuk ada aksi keberpihakan,” tambahnya.
Sementara faktor lain yang memicu adanya konflik menurutnya adalah munculnya perasaan ketidak adilan dalam hukum, sebab, ditemukan indikasi beberapa nama yang terseret ternyata kebal hukum, salah satunya untuk kasus korupsi.
“Diupayakanlah dialog, dan jangan ada keberihakan untuk satu kelompok saja,” jelasnya.
Karena negara, lanjutnya, harus berada di atas semua kelompok. Negara berfungsi sebagai pengayom yang tudak dapat hanya hadir pada satu kelompok saja. Sebab jika terjadi, maka masing-masing kelompok akan saling menunjukkan kekuatannya, dan ini tidak baik untuk kehidupan berbangsa.
The post Din Syamsudin: Kondisi Kehidupan Berbangsa Memprihatinkan appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2jSwo61
0 comments:
Post a Comment