Thursday, April 27, 2017

Sekilas Sosok Bambang Gentolet di Mata Seniman Jawa Timur


MALANGTODAY.NET – Seniman Jawa Timur merasa kehilangan dengan berpulangnya komedian Bambang Gentolet, yang dianggap sebagai sesepuh kelompok Srimulat terakhir yang hingga akhir hayatnya tetap eksis di dunia panggung lawak.

Rumah duka yang berada di  Jalan Manukan Tengah 6-I/1 Surabaya, pada Jumat dini hari, terus didatangi kerabat dan rekan Bambang untuk melayat.

Kesedihan mendalam tampak dirasakan Sutoyo, seorang komedian yang dalam enam bulan terakhir selalu tampil sepanggung dengan Bambang Gentolet di setiap undangan hajatan.

Sutoyo tak menyangka jika teman yang selalu manggung dengannya beberapa hari terakhir itu akan secepatnya ini pergi meninggalkanya.

“Sekitar pukul 20.00, Cak Gentolet mengeluh sesak nafas kepada salah satu putrinya. Sempat minta dibuatkan teh panas dan minta diseka badannya. Lalu perutnya merasa mules ingin buang air besar namun kemudian terkulai lemas di kamar mandi,” katanya.

Lantas putrinya segera melarikan ayahnya ke Rumah Sakit Bakti Dharma Husada yang terdekat dengan rumahnya dengan menggunakan taksi. Namun pria bernama asli Kasbianto itu mengembuskan nafas terakhir di perjalanan pada sekitar pukul 22.00.

Bambang meninggalkan dua orang putri. “Kalau istrinya kan sudah meninggal duluan sekitar tiga tahun lalu,” ucap Sutoyo.

Kepergian yang tak terduga, karena menurut Sutoyo, Bambang Gentolet fisiknya selalu terlihat sehat, sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit.

Karir Komedi Bambang Gentolet mengembangkan bakat lawaknya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) di tanah kelahirannya, Yogyakarta. Namun dia tidak pernah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Di tahun 1967, dia merantau ke Tegal dan bergabung dengan kelompok lawak Lokakarya. Bersama kelompok lawak inilah Bambang Gentolet kerap manggung di Jawa Timur.

Hingga akhirnya dia bergabung dengan kelompok lawak Srimulat yang semula berpusat di Solo, kemudian pindah dan berdomisili di Surabaya. Bambang Gentolet pun turut berperan membesarkan kelompok Srimulat.

Bahkan dia sendiri adalah ikon kelompok Srimulat, dengan gaya rambut cepak berjambul yang menjadi ciri khas lawakannya yang tampaknya akan terus dikenang.

Mengikuti Zaman Seniwati ludruk Dewi Wati Agustini, menyebut Bambang Gentolet adalah gurunya. Perempuan 48 tahun ini mengawali karir seni peran dari Kelompok Teater Nol di Surabaya.

“Tahun 2004 saya terpilih sebagai aktris ludruk terbaik yang digelar oleh sebuah stasiun televisi swasta di Surabaya, dan saya langsung diajak oleh ayah Bambang Gentolet untuk ikut tampil bersama Srimulat,” katanya.

Dia mengatakan, berkat bimbingan Bambang Gentolet di Srimulat itulah Dewi kemudian banjir order untuk tampil bersama sejumlah kelompok ludruk, yang masih kerap dilakoninya sampai sekarang.

Karenanya, dengan kepergian Bambang Gentolet, Dewi merasa kehilangan seorang guru. “Bagi saya, Ayah Bambang Gentolet adalah sesepuh bagi panggung lawakan Jawa Timur. Sepeninggal Ayah, siapa lagi sesepuh panggung komedi di Jawa Timur, rasanya sudah tidak ada lagi,” katanya.

Satu hal yang membuat Dewi merasa salut, karena Bambang Gentolet selalu terus bergeliat di dunia panggung lawakan hingga akhir hayatnya.

Dia menilai, yang membuat Bambang Gentolet selalu laku diundang untuk tampil melawak di setiap hajatan adalah karena selalu mengikuti zaman.

“Ayah Bambang mau belajar dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Sehingga lawakannya selalu `up to date’ dan itulah yang membuat kami, pelaku seni peran, hormat padanya,” ucapnya. (Sumber:Antara)

The post Sekilas Sosok Bambang Gentolet di Mata Seniman Jawa Timur appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2qlkncx

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment