
MALANGTODAY.NET – Pengetahuan tak akan artinya bila yak didukung oleh dengan moral yang kuat. Tentu ada banyak cara dalam menciptakan atmosfir moral yang baik bagi anak.
Salah satunya adalah dengan pendidikan berbasis fitrah anak. Celakanya, bila prinsip dasar tidak diketahui maka layaknya mengenderai mobil tanpa tahu cara membawanya, akan berakhir dengan petaka.
Ustadz Harry Santosa, penulis buku best seller fitrah based education menjelaskan bahwa agar konsepsi yang akan ditanamkan kepada anak berubah menjadi petensi maka orang tua harus memahami perkembangan fitrah si anak. Salah satunya adalah fitrah keimanan.
“Perintah salat adalah salah satu caranya, tujuannya untuk beradab kepada Allah”, ucapnya dalam workshop parenting yang diselnggarakan oleh Rumah Inspirasi Keluarga Malang belum lama ini.
“Ajarkan anak juga untuk peduli dengan dunia sosial di luarnya”, lanjutnya.
Cara seperti ini menurutnya akan mempengaruhi fitrah keimanan anak. Indikator tumbuhnya fitrah keimanan dengan baik pada tahap usia 0-6 tahun, sedangkan pada tahap usia 7-10 tahun anak sudah harus melakukan shalat dengan ikhlas. Jika masih belum ikhlas maka perlu proses pembangkitan cinta pada Allah melalui keteladanan harus diperkuat.
“Ada masa 3 tahun untuk mengokohkan fitrah keimanan sehingga diharapkan pada usia 10 tahun (anak) tidak perlu dipukul”, timpalnya.
Setelah fitrah keimanan anak terbangun, selanjutnya kembangkan fitrah bakat anak. Cara yang paling gampang dilakukan menurutnya adalah dengan melakukan tour de Talents atau kunjungan ke beragam profesi yang relevan untuk membuka wawasan anak.
Cara di atas pada dasarnya juga akan berpengaruh pada penguatan konsep belajar anak, sehingga dengan sendirinya fitrah belajar anak akan berkembang secara otomatis. Tak lupa ia, mengingatkan agar orang tua selalu mengajarkan anak untuk belajar dari alam di sekitarnya.
“Learning is not for Learning, but Learning is for Innovation. Dorong anak untuk melakukan ekpedisi, eksplorasi, riset sederhana di alam”, pungkasnya.
Selain fitrah belajar, yang perlu dikembangkan oleh orang tua adalah fitrah individualitas. Fitrah individualitas sendiri bergerak dari fase konsepsi ego sentris ke fase penyadaran sosio sentris. Jika anak terpuaskan Fitrah Individualitasnya pada usia 0-6 tahun maka pada usia 7-10, anak akan nampak mudah mengembangkan Fitrah sosialitasnya, misalnya lebih percaya diri, mudah membuat keputusan (bukan peragu) dan sangat empati dan suka berbagi.
“Cara membangunnya beri anak tanggung jawab sosial sederhana dalam proyek bersama di rumah atau di masyarakat”, tuturnya.
Fitrah yang terakhir yang tak kalah pentinga adalah fitrah Jasmani. fitrah ini bergerak dari penguatan konsepsi pola jasmani seperti pola makan, pola tidur, pola gerak, pola bersih dan lain sebagainya, kepada penyadaran potensi jasmani berupa kesadaran untuk beraktifitas secara sehat baik aktifitas makan, aktifitas olahraga, aktifitas tidur, aktiftas kebersihan.
Cara yang paling efektif untuk membangun fitrah ini menurutnya adalah dengan menggali potensi yang ada pada anak. “Beberapa anak mungkin punya bakat di bidang terkait fisik seperti olahraga, beladiri maka perlu lebih didalami itu”, jelasnya. (Sem/end)
The post Ini Prinsip-Prinsip Pendidikan Berbasis Fitrah Bagi Anak Usia Dini appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2v85e4Q
0 comments:
Post a Comment