
MALANGTODAY.NET-Sekelompok mahasiswa asal Universitas Negeri Malang (UM) ini berhasil menciptakan formula efektif dalam produksi bioethanol dari buah bintaro. Pasalnya Indonesia merupakan satu dari sekian negara yang diperkirakan hanya dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar fosil kurang dari 25 tahun mendatang.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah bekerjasama dengan masyarakat mencari sumber energi alternatif yang dapat menggantikan peran bahan bakar fosil. Energi alternative yang dihasilkan juga diharapkan tidak menimbulkan polusi udara yang dapat menyumbang kerusakan dan efek rumah kaca yang telah terjadi
Saat ini, Indonesia telah mengembangkan salah satu sumber energi alternatif yaitu bioethanol. Pengembangan bioethanol yang dilakukan karena diperkirakan produksi bioethanol di Indoonesia akan terus meningkat dengan persentase kenaikan 5,6 persen setiap tahunnya.
Lewat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Lina bersama tiga orang rekanya Rangga Ega Santoso (Ketua), Firda Chynthia (Peneliti) dan Nur Fitrian (Peneliti) berhasil menciptakan mencari formula efektif dalam produksi bioethanol dari Buah Bintaro.
Mahasiswi Teknik Sipil ini menjelaskan bahwa timnya memanfaatkan buah bintaro sebagai bahan baku bioethanol karena kandungan selulosa yang tinggi dalam buah ini.
“Buah ini sangat berpotensi sebagai bahan baku bioethanol karena kandungan selulosa yang tinggi yaitu sebesar 36,945,” tutur Lina.
Dengan kandungan selulosa yang tinggi menjadikan Buah Bintaro berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioethanol melalui proses hidrolisis untuk memecah selulosa menjadi glukosa yang merupakan bahan baku fermentasi bioethanol.
Lanjut Lina, Buah Bintaro termasuk dalam jenis tumbuhan mangrove yang banyak tumbuh di Indonesia, namun dalam keseharian belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Bintaro, dikenal dengan nama ilmiah Cerbera manghas merupakan satu jenis tumbuhan mangrove yang banyak tumbuh di Indoonesia dan belum dimanfaatkan secara maksimal,” timpalnya.
Untuk proses pengoahan Buah Bintaro sendiri diawali dengan pretreatment, uji fehling, uji Nelson-Sommoogyi, delignifikasi, hidrolisis asam sulfat, fermentasi, dan distilasi.
Dara asal Probolinggo menambahkan, keunggulan dari produknya terletak pada tingginya efisiensi waktu yang dibutuhkan. Biasanya membutuhkan waktu 9 hari untuk mengolah Buah Bintaro menjadi bioethanol, namun pihaknya hanya memperlukan waktu 4 hari 3,5 jam untuk proses tersebut.
“Keunggulan lain dari penelitian ini terletak pada tingginya efisiensi waktu yang dibutuhkan. membutuhkan waktu 9 hari untuk mengolah buah bintaro menjadi bioethanol, sedangkan kami membutuhkan 4 waktu 4 hari 3,5 jam,” tambah perempuan bernama lengkap Maria Carolina Yuaniar ini.
Ia bersama timnya berharap formula yang telah diciptakan ini bisa diproduksi secara massal, terutama dalam bidang energi biomassa.
Kami berharap bisa digunakan secara massal dan dapat meningkatkan produksi energi biomassa. Yang akhirnya berefek domino terhadap ketercapaian cita-cita pemerintah pada Kebijakan Energi Nasional tahun 2025, khususnya pada sector energi biomassa,” tutup perempuan yang memiliki hobi menulis ini.
The post Mahasiswa UM Berhasil Bikin Formula Ajaib untuk Produksi Bioetanol appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2eNLPiR
0 comments:
Post a Comment