
MALANGTODAY.NET – Aliansi Mahasiswa Papua atau AMP menyebutkan bahwa ada oknum preman dan ormas yang terlibat dalam kerusuhan Dinoyo pada Minggu (1/7) malam. Dandim 0833 pun melakukan konfirmasi terkait pernyataan tersebut.
Senin (2/7), Kapolresta Malang, Dandim 0833 dan Plt Wali Kota Malang, Sutiaji beserta warga kelurahan Dinoyo dan AMP gelar mediasi terkait kerusuhan Dinoyo.
Koordinasi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) John Giyai mengatakan bahwa kerusuhan itu melibatkan preman dan ormas, bukan warga Dinoyo. Ia juga menambahkan adanya skenario konflik yang sengaja dibuat untuk penggiringan isu.
Baca Juga: Kawasan Dinoyo Sempat Macet Total, Dikabarkan Ada Kericuhan
“Yang terlibat dalam pengusiran kami ini preman dan ormas, bukan warga. Kami sudah menempati kontrakan itu sudah sembilan tahun mulai 2008, selama ini kami baik – baik saja. Ternyata akhir – akhir ini ada skenario konflik. Dan kami punya bukti – bukti dalam video, jadi tolong jangan dibungkam,” cerita John.
John juga menjelaskan secara detail kejadian sebelum kerusuhan tersebut. Sekitar pukul 16.30 WIB Ketua RT datang dengan intel membetitahukan bahwa tidak boleh ada aktivitas yang dapat memecah belah NKRI.
Lalu ketika diskusi dimulai pada pukul 19.30 WIB, di depan kontrakan sudah banyak militer dan preman-preman yang berkumpul.
Selanjutnya pada pukul 18.45 WIB, rumah sudah diintervensi dengan adanya dua anggota TNI berseragam masuk ke kontrakan.
Baca Juga: Heboh Kerusuhan di Kawasan Dinoyo, Begini Kata Polda Jatim
Pria ini menegaskan sekali lagi bahwa menurutnya, ada penggiringan isu yang menjadikan seolah-olah mahasiswa Papua yang memulai aksi tersebut.
“Ingat, konfliknya itu bukan dengan warga. Tapi saya rasa ini intervensi militer yang digiring bahwa seakan-akan warga dan mahasiswa Papua ada kisruh,” tutupnya.
Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Inf Nurul Yakin, akhirnya mengklarifikasi pernyataan John. Menurutnya, pernyataan tersebut dirasa berlebihan.
“Bicara preman itu adalah orang yang jahat preman saya rasa berlebihan, tapi kalau ormas itu lain. Mereka pun punya kewajiban untuk menjaga lingkungan masing-masing. Jadi apa yang disampaikan tadi dari AMP kurang pas,” jelas Yakin.
Baca Juga: Warga dan Aliansi Mahasiswa Papua Ungkap Penyebab Kerusuhan Dinoyo
Yakin menambahkan, tidak ada satu pun anggotanya yang terlibat dalam aksi bentrok, seperti yang dinyatakan oleh AMP. Ia juga memperingatkan bahwa jangan menyebut militer berdasarkan seragam dorengnya saja, karena Banser juga mengenakan doreng.
Mengenai pemutaran film Papua Merdeka yang dilakukan oleh AMP, pihaknya setuju dengan Kapolresta Malang AKBP Asfuri. Dirinya mengimbau untuk tetap menghormati aturan di lingkungan sekitar.
“Benar yang disampaikan oleh Kapolres, bahwa kita memang bebas berdemokrasi tapi kita ada yang membatasi adalah undang-undang. Jadi kita berbicara aturan saja, jadi tolong aturan itu dihormati karena di lingkungan seperti RW pun juga ada aturan. Jadi tidak usah dibesar-besarkan,” cetusnya.
Reporter: Rahmat Mashudi Prayoga
Editor: Annisa Eka Safitri
The post Terkait Adanya Preman dan Ormas, Begini Kata Dandim 0833 appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2KyC8D5
0 comments:
Post a Comment