
MALANGTODAY.NET – Pagelaran Asian Games 2018 telah resmi berakhir, Minggu (2/9) malam. Selain kesuksesan Indonesia bertengger di peringkat keempat klasemen akhir, berbagai momen monumental juga tersaji di gelaran Asian Games bertuan rumah Jakarta dan Palembang ini.
Di sisi lain, olahraga melalui ajang Asian Games 2018 ini terbukti ampuh sebagai alat pemersatu bangsa. Berbagai isu-isu agama dan ras dan sebagainya yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa tak berlaku di ajang olahraga ini.
Baca Juga: Terlalu Sombong, Ahmad Dhani Ditantang Duel Bakal Calon Legislatif dari Malang
Seperti yang dicuitkan oleh netizen di media sosial ini misalnya. Akun @gilangpmks menyampaikan pendapatnya terkait kedamaian yang terjadi di ajang Asian Games.
Jalan terbaik melawan rasis adlh prestasi olahraga, ga ada yg ribut jojo bikin tanda salib, ga ada yg protes lindswell chinese, ga ada yg peduli lilyana org sulut tp dipanggil butet, ga ada yg marah zohri ga mau diwawancara krn mau sholat dulu, semua nangis waktu ginting cedera
— Gilang Pamungkas (@gilangpmks) August 26, 2018
Di event olahraga terbesar se-Asia itu, tak ada orang yang meributkan simbol salib yang dibuat oleh Jonatan Christie, atlet bulu tangkis. Tak ada juga ribut-ribut netizen mempermasalahkan etnis Tionghoa Lindswell Kwok, atlet cabang wushu yang sukses persembahkan emas untuk Indonesia.
Tak ada juga orang yang peduli panggilan Butet untuk Lilyana Natsir, meskipun dirinya sebenarnya orang Manado, Sulawesi Utara.
Hal-hal kecil seperti itu memang terlihat sepele. Padahal dari hal-hal kecil semacam inilah persatuan Indonesia benar-benar bisa dirasakan. Sekali lagi ajang olahraga telah membuktikan kapasitasnya untuk dapat mempersatukan sebuah bangsa.
Baca Juga: Anggota DPRD Kota Malang Sisa 5 Orang, Berikut Identitasnya!
Rasisme di Olahraga Eropa
Di Eropa sendiri, rasisme di bidang olahraga nyatanya masih acap kali terjadi. Cerita yang banyak muncul terkait rasisme adalah dari olahraga sepak bola.
Mungkin masih segar dipikiran saat Daniel Alves masih berseragam Barcelona. Ketika itu dirinya dilempari pisang layaknya binatang kera saat akan mengambil sepak pojok.
Atau kasus Sulley Muntari saat bermain di klub Pescara yang menolak melanjutkan pertandingan karena secara kontinyu terus mendapatkan olokan bernada rasial sepanjang pertandingan.
Baca Juga: Breaking News! Tambah 22 Orang, KPK: 41 Anggota DPRD Kota Malang Tersangka Korupsi
Rasisme adalah isu global yang perlu dibasmi bersama-sama. Sebagai alatnya, olahraga terbukti paling ampuh dan efektif dalam rangka berupaya menghancurkan bibit-bibit rasisme.
Ajang Asian Games 2018 telah membuktikannya. Semoga ke depan semakin banyak ajang olahraga apapun cabangnya yang sekaligus menjadi agen pemersatu juga mengikis sifat rasial seluruh umat manusia.
Penulis: Swara Mardika
Editor: Swara Mardika
The post Asian Games 2018, Olahraga Terbukti Ampuh Musnahkan Bibit Rasisme appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2NbV8s5
0 comments:
Post a Comment