Friday, September 28, 2018

Kala Wali Kota Surabaya Berani Berantas PKI Sampai Ke Tingkat RT


Endra Kurniawan

MALANGTODAY.NET Hanya dalam hitungan hari, sejak Gerakan 30 September (G30S) 1965 meletus, kondisi Partai Komunis Indonesia (PKI) berubah drastis. Anggota dan simpatisannya diberantas tentara dan massa. Propaganda anti-PKI pun dilancarkan ke berbagai kota, termasuk Surabaya.

Pada 31 Oktober 1965, komandan Batalyon 16 Brigade Ronggolawe Divisi Jawa Timur, Mayor Basuki Rahmat, mengeluarkan edaran yang membandingkan G30S dengan pemberontakan Madiun tahun 1948.

Baca Juga: Setelah Ingin Stop Kompetisi, Pentolan Bonek juga Setuju Klub Bubar!

“Gambar-gambar besar mengenai kondisi tubuh keenam jenderal yang meninggal dipasang di sudut-sudut kota, dengan keterangan bahwa Gestapu dan Madiun adalah sama,” tulis telegram bernomor 164 yang dikirim tanggal 4 November 1965 dari Konsulat AS di Surabaya ke Kedubes AS di Jakarta.

Aksi di Surabaya dimulai pada 16 Oktober 1965

Melansir dari laman historia menurut Antonius Sumarwan dalam Menyeberangi Sungai Air Mata: Kisah Tragis Tapol ‘65 dan Upaya Rekonsilias, pawai akbar dan tindakan terorganisir untuk menghancurkan dan membakar kantor Comite Daerah Besar PKI di Jalan Pahlawan.

“Kemudian wali kota sementara, Kolonel Sukotjo, membersihkan staf pemerintahan, Rukun Kampung (RK) dan Rukun Tetangga (RT) dari unsur PKI. Penculikan dan pembantaian dilaksanakan oleh kelompok agama,” tulis Sumarwan.

Sukotjo, komandan Kodim 0830/Kota Surabaya, menggantikan Moerachman sebagai wali kota Surabaya yang ditangkap karena memiliki hubungan dengan PKI.

“Keterangan yang ada menyebutkan walaupun beliau bukan PKI, tetapi memiliki hubungan yang dekat dengan partai yang pada Pemilu 1955 ini memperoleh suara terbanyak di Kota Surabaya,” tulis Sarkawi B. Husain dalam Negara di Tengah Kota: Politik Representasi dan Simbolisme Perkotaan: Surabaya, 1930-1960.

Sukotjo memulai karier militernya sebagai anggota Pembela Tanah Air (Peta)

Pada 1949, dia menjadi staf dalam Kompi Dekking Komando Brigade S dari Batalyon Sabirin kemudian menjadi Batalyon Sikatan di bawah Soekadji Hendrotomo. Kompi ini bertugas di daerah Gunung Wilis, Jawa Timur.

Baca Juga: Kenapa Orang Bali Bernama Made, Wayan, Ketut? Ini Alasannya

Pada 19 Februari 1949, Sukotjo dan anak buahnya yang berjaga di Desa Selopanggung, Kediri, menangkap seseorang yang kemudian dikenali sebagai Tan Malaka.

“Sukotjo memerlukan sedikit waktu sebelum mengambil keputusan: Tan Malaka seorang komunis yang berbahaya, yang terhadapnya harus diberlakukan hukuman militer. Sukotjo memberikan perintah, dan orang yang ditugasi menembak adalah Suradi Tekebek,” tulis Harry A. Poeze dalam Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia jilid IV.


Penulis: Ilham Musyafa
Editor: Ilham Musyafa

The post Kala Wali Kota Surabaya Berani Berantas PKI Sampai Ke Tingkat RT appeared first on MalangTODAY.

https://ift.tt/2QgBskN

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment