Friday, February 1, 2019

Ingin Obati Gay, Australia Akui Pernah Pakai ‘Pendeteksi Kebohongan Penis’


Radea Hafidh

MALANGTODAY.NET – Mobilitas kelompok Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT) dewasa ini menjadi makin terang-terangan dan berkembang di negara maju. Berbeda dengan dulu ketika mereka masih menutup diri dari publik. Mereka mengklaim atas haknya sebagai manusia untuk memilih, termasuk orientasi seksualnya. Namun tahukah ZensTODAY bahwa salah satu negara maju pernah ingin obati gay?

Dilansir dari DetikNews, Jumat (1/2/2019), salah satu dokter di Australia pada akhir tahun 1960-an dan tahun 1970-an menjalankan terapi penyembuhan gay. Alat ini bernama penile plethysmograph ciptaan Dr Neil McConaghy. Tujuannya untuk mengukur volume penis yang mendapatkan rangsangan erotis. Pada saat itu, gay masih dinyatakan ilegal.

“Terapi penyembuhan dimaksudkan untuk mengubah perilaku manusia yang dianggap menyimpang atau abnormal dengan metode psiko-fisiologis. Yaitu dengan membangun asosiasi fisik dan psikologis antara perilaku homo dengan perasaan atau sensasi yang tidak menyenangkan,” kata mahasiswa PhD University of Melbourne, Kate Davidson.

Umumnya, alat pendeteksi kebohongan digunakan untuk mengukur fluktuasi emosional. Adapun penile plethysmograph dirancang menggunakan mekanisme yang sifatnya lebih fisiologis. Ada semacam transduser yang dihubungkan dengan pensil yang menempel pada tuas yang merekam perubahan pada selembar kertas.

“Ada logam dipasang di ujung lain tabung ini dan dimasukkan ke mesin transduser, yaitu mesin elektronik yang mengukur perubahan volume. Jadi prinsipnya, alat ini dirancang untuk menguji respon terhadap rangsangan erotis,” tambah Kate.

Mantan Pasien Akui Merasa Terhina

Salah satu pasien yang pernah menjalani terapi tersebut adalah Fabian LoSchiavo pada tahun 1973. Ia menjalani terapi selama tiga kali sehari dan berlangsung selama seminggu. Ia mengaku menjalani terapi ini untuk menghilangkan dorongan seksual yang diakui membuatnya cukup kesal.

“Profesor McConaghy bilang dia mampu menghjambat seksualitas saya sehingga saya tak perlu melakukan aktivitas yang akan membuatku kesal,” tuturnya.

Namun hal sebaliknya, ia justru merasa terhina setelah menjalani terapi tersebut. Pasalnya, ia harus membuka celana sementara penisnya dimasukkan ke penile plethysmograph. Ia akan mendapatkan sengatan listrik saat mulai terangsang. Setelah itu, ia mengaku enggan melakukan terpai lanjutan tahap enam bulan.

“Saya sudah berbuat, sudah melakukan semua yang bisa demi menuruti keinginan Gereja atau Tuhan,” tandasnya. (sig)

The post Ingin Obati Gay, Australia Akui Pernah Pakai ‘Pendeteksi Kebohongan Penis’ appeared first on MalangTODAY.

http://bit.ly/2ML1zQc

0 comments:

Post a Comment