
MALANGTODAY.NET – Lain di Indonesia, maka lain pula di China. Seperti halnya sebutan Tahun Baru China, Imlek. Dilansir dari laman Kompas.com (1/2/2019), ternyata sebutan Imlek hanya berlaku di Indonesia.
Di negara asalnya, China, Imlek disebut dengan chunjie. Chunjie memiliki makna festival menyambut musim semi. Nah, makna ini tentunya tidak cocok dengan Indonesia yang tidak memiliki musim tersebut.
Akhirnya kata chunjie tidak digunakan di Indonesia. Indonesia kemudian menggunakan kata Imlek. Kata Imlek ini merupakan kata serapan dari istilah Hokkian yin li.
Yin li sendiri memiliki arti lunar kalender atau kalender Bulan. Maksud dari kalender Bulan adalah kalender yang menggunakan sistem perhitungan peredaran Bulan terhadap Bumi.
“Imlek berasal dari kata yin li, artinya lunar calendar. Jadi tahun baru China itu sama dengan tahun baru Islam karena dihitung berdasarkan peredaran bulan,” Kepala Kajian dan Riset Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina), Aji Bromokusumo.
Tidak usah bingung, penanggalan China ini adalah bentuk lain yang mirip seperti kalender Hijriyah dan Masehi. Sebab, masing-masing kalender tersebut pasti memiliki sistem perhitungan berbeda.
Misalnya pada kalender Masehi, penentuan tanggalnya mengacu pada peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Hal ini sama halnya dengan lunar kalender yang juga mengacu pada posisi Bulan dalam mengitari Bumi.
Tidak terbatas pada sebutan Imlek, ternyata keturunan Tionghoa di Indonesia juga memiliki sebutan lain yaitu sincia. Sincia sebenarnya juga kata serapan dari kata xin zheng atau xin zheng yang berarti bulan pertama yang baru. (AL)
The post Beda Dengan China, Ternyata Imlek Cuma Ada di Indonesia! appeared first on MalangTODAY.
http://bit.ly/2Gd5G6B
0 comments:
Post a Comment