MALANGTODAY.NET – Nama Meutya Hafid kini dikenal sebagai anggota DPR RI dari fraksi Partai Golkar. Karir politiknya dimulai saat mencalonkan diri sebagai calon wakil wali kota (cawawali) Kota Binjai yang berujung kekalahan. Di tahun yang sama, ia memulai karirnya di bidang legislatif dan terus bertahan hingga kini. Ia juga memutuskan kembali menjadi calon legislatif (caleg) tahun ini.
Meski demikian, Meutya sebelumnya dikenal sebagai jurnalis. Ia memulainya di Metro TV dan beberapa kali meliput peristiwa penting, salah satunya adalah tragedi tsunami Aceh 2004. Resiko pekerjaan jurnalis dirasakannya pada 18 Februari 2005. Ia bersama rekannya Budiyanto disandera oleh kelompok militan Irak sebelum akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005.
Tepat 14 tahun berlalu, bagaimana perubahan Meutya Hafid? Ini dia ulasan selengkapnya.
Kembali Jadi Caleg
Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang menjadi ajang baginya untuk melanjutkan kiprahnya di dunia legislatif. Meutya maju di daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara yang meliputi Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Kota Tebing Tinggi. Ia sempat mengaku tidak akan maju sebagai caleg sebelum akhirnya Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartanto, memintanya langsung.
TKN Joko Widodo – Ma’ruf Amin
Sebagai mantan jurnalis, Meutya memiliki kompetensi yang baik dalam bidang komunikasi politik. Atas dasar itu, ia diangkat sebagai Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Tugasnya adalah mempersiapkan materi debat sekaligus menjadi juru bicara publik bagi pasangan calon (paslon) ini.
Rilis Ulang Buku Saat Disandera
Meutya Hafid pada 2007 silam merilis buku berjudul 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak. Buku ini berdasarkan pengalaman pribadinya saat disandera di Irak bersama Budiyanto. Akhir 2018 lalu, ia merilis ulang memoarnya dengan judul serupa. (sig)
The post Pernah Disandera di Irak, Ini Potret Terkini Meutya Hafid appeared first on MalangTODAY.
http://bit.ly/2GOiHUv
0 comments:
Post a Comment