
MALANGTODAY.NET – Berbicara tentang Sejarah, tentu ada banyak komponen penting yang harus menjadi perhatian akademisi. Salah satunya terkait sejarah lokal, terutama dalam pembelajaran ilmu sejarah itu sendiri.
Pengamat pendidikan, Indonesia, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro menyampaikan, penulisan sejarah masih terpusat pada peristiwa besar dan orang-orang terpandang, seperti kerajaan. Sementara catatan kejadian lokal masih sangat minim sekali.
“Parahnya, penulisan yang dilakukan sekelompok kecil dari penguasa di masa lalu biasanya berisi muatan sponsor yang menguntungkan penguasa itu sendiri,” katanya dalam Seminar Nasional Jurusan Sejarah Fakulras Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Rabu (26/4).
Menurutnya, mempelajari sejarah amatlah penting. Karena seseorang atau sebuah negara, dapat belajar dari pengalaman sejarah bangsanya. Selain itu, sejarah menjadi ilmu yang dangat menarik karena sangat terkait dengan pikiran dan naluri manusia.
“Sehingga sejarah dapat dilihat dari berbagai segi seperti sejarah manusia, sejarah budaya, sejarah perang, hingga perkembangan psikologi sebuah bangsa,” tambah mantan Menteri Pendidikan era 1993-1998 ini.
Dia juga menyampaikan, sejarah lokal memberi peran penting dalam kemajuan pendidikn Indonesia. Karena sejarah lokal akan memberi pemahaman bagi masyarakat mengenai asal usul serta akar sejarahnya. Sehingga, masyarakat pun dapat menghadapi realitas di masa kini yang lebih baik.
“Selain itu sejarah lokal juga dapat digunakan sebagai alat untuk memahami dinamika masyarakat pada tingkat lokal dalam kaitannya dengan masyarakat lain,” urainya.
Di sisi lain, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Hariyono, M. Pd mengatakan, sejarah selalu berlapis dan terkadang menjadikan bias. Dampaknya, perspektif lokal menjadi satu satunya bukan sebagai pilihan.
Menurutnya, sejarah terus bergerak. Sehingga penafsiran di masa lalu bukan untuk masa lalu tapi harus dikemas untuk kepentingan di masa depan. Artinya, aktivitas yang dilakukan saat ini adalah untuk masa depan.
“Jadi secara lokal bukan untuk menonjolkan perbedaan tapi menyatukan perbedaan di masing-masing daerah menjadi energi positif. Itulah pentingnya pendidik sejarah menyampaikan materi sejarah lokal,” terang pria berkacamata itu.
Sementara itu, pemateri dari LIPI, Imam Syafii, S. Hum, M. Hum menambahkan, sejarah lokal harus dipandang sejajar dengan sejarah nasional. Karena masing-masing wilayah tentu memiliki hak eksisting.
“Namun, semua memang tidak secara serta merta secara eksklusif. Berbagai narasi yang muncul itu, semua masyarakat memiliki perannya masing-masing. Sehingga, satu sisi ada narasi yang independen dan satu sisi bersifat sejajar,” jelasnya.
Tak hanya itu, seminar nasional yang diselenggarakan di Aula Ki Hajar Dewantara Gedung I Lantai 7 FIS, Universitas Negeri Malang itu juga bertabur pemateri kenamaan. Diantaranya Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S pemateri asal Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, Prof. Dr. Hariyono, M. Pd (UM), Imam Syafii, S. Hum, M. Hum (LIPI), dan Prof. Dr. Warto, M. Hum (UNS).
Sedangkan peserta yang hadir berasal dari guru Jurusan sejarah dan mahasiswa serta mahasiswi dari berbagai tingkatan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
The post Ini Dia, Pentingnya Sejarah Lokal Dalam Pendidikan Indonesia appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2phdFVB
0 comments:
Post a Comment