
MALANGTODAY.NET– Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko menilai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 menjadi ajang pesta demokrasi terpanas sepanjang hidupnya. Ketika itu dirinya merasa jika atmosfer demokrasi Indonesia kurang baik.
Banyak masyarakat yang mempertanyakan kenetralan institusi TNI dalam mengikuti Pilpres waktu itu. Hal ini mengingat di tahun 2004 terdapat calon presiden dari kalangan TNI, yakni Prabowo Subianto. Moeldoko merasa dirinya sempat dicurigai masyarakat karenanya.
“Waktu itu ada dua kekuatan face to face, satunya calon mantan TNI, waktu itu saya Panglima TNI sehingga kecenderungan masyarakat curiga kepada saya,” ucapnya di Sekretariat Negara,Jakarta, Rabu (24/1) seperti MalangTODAY kutip dari merdeka.com.
Namun, Moeldoko mengaku tak kenal lelah untuk membuktikan kepada mayarakat bahwa TNI merupakan institusi yang bersikap netral dalam pemilihan lima tahunan itu. Dirinya selalu memberi wejangan kepada para anak buahnya untuk menjauhi dan tidak terbuai dengan politik praktis yang ada.
“Waktu itu saya katakan, TNI tidak bisa dipengaruhi dan tidak mau dipengaruhi oleh siapa pun,” katanya dengan nada tegas.
Karena sangking berbahanya politik praktis untuk prajurit TNI, Moeldoko secara tegas akan mengorok leher para prajurit TNI yang terbukti terlibat dengan politik praktis. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini juga mengingatkan para prajurit TNI harus patuh dengan garis komando yang telah diberikan.
“Saya pesan ke dalam (para prajurit), ‘eh lu jangan macam-macam dengan politik, kalau macam-macam coba ke luar dari perintah saya seorang panglima (maka) leher kamu akan saya gorok’. Sehingga prajurit saya (waktu itu) sungguh-sungguh,” ceritanya.
Untuk pihak-pihak diluar institusi TNI, Moeldoko menegaskan supaya jangan berani-berani meracuni anak buahnya untuk mengikuti politik praktis. “Pesan ke luar ‘jangan coba-coba mengganggu prajurit saya dalam konteks politik praktis’. Dan prajurit telah menjalankan perintah saya, dia memiliki garis komando yang sangat kuat,” ucapnya.
Berbeda dengan situasi dulu, kini masyarakat Indonesia mampu bersikap dewasa dalam hal berdemokrasi. Moeldoko melihat bukti suksesnya pemilihan kepala daerah yang digelar beberapa tahun belakangan ini sebagai buktinya.
“Bangsa Indonesia pada dasarnya telah memiliki kedewasaan berdemokrasi, kedewasaan berpolitik yang sangat baik,” lanjutnya.
Keberhasilan tersebut juga didukung dengan terjaganya netralitas TNI, “Itu sikap politik saya waktu itu sangat jelas, tegas alhamdulillah. Dan pernyataan itu semuanya pada posisi yang teruji dan tidak bisa main-main,” tuntas dia.
The post Sepenggal Kisah Moeldoko Siap Gorok Prajurit TNI yang Bermain Politik Praktis appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2BryodP
0 comments:
Post a Comment