
MALANGTODAY.NET – Setiap orang pasti pernah berbohong. Jangan sok suci dengan bilang kamu tidak pernah berbohong. Entah kebohongan kecil atau kebohongan besar. Tapi tahu gak sih kalau pembohong dibagi jadi dua macam lho. Pembohong Patologis dan pembohong Kompulsif.
Apa itu Pembohong Patologis?
Pembohong patalogis adalah orang-orang yang sudah memiliki niat dan rencana untuk melakukan kebohongan.
Orang yang berperan sebagai tukang bohong patologis biasanya punya tujuan yang jelas di mana mereka akan selalu berharap tujuannya bisa tercapai dengan berbohong.
Baca Juga: Dwi Bakti Karya, Terowongan Kereta Api Terkeren di Indonesia Milik Arek Malang
Orang yang melakukan kebohongan jenis ini umumnya memiliki sifat licik. Mereka hanya melihat situasi dari sudut pandang atau keuntungan mereka sendiri. Bisa dibilang mereka memiliki sifat yang egois. Mereka tidak memedulikan perasaan orang lain dan konsekuensi yang mungkin terjadi akibat kebohongan yang mereka buat.
Apa itu Pembohong Kompulsif?
Pembohong komplusif adalah sebuah kebiasaan. Orang type ini mungkin bisa berbohong tentang apa pun dan dalam situasi apa pun.
Orang yang melakukan kebohongan jenis ini biasanya berbohong untuk menghindari kebenaran. Jika mereka berbicara jujur, mereka merasa tidak nyaman.
Seringnya, tipe kompulsif melakukan berbagai kebohongan supaya terlihat lebih keren dari orang lain.
Dalam hal ini, kebohongan kompulsif sering disebut sebagai “pencitraan”. Mereka yang berbohong pada dasarnya sadar akan kebohongannya. Namun, mereka tidak dapat berhenti berbohong karena sudah terbiasa.
Perbedaan Pembohon Patologis dan Kompulsif
Secara garis besar, dikutip dari laman Everyday Health Paul Ekman, Ph.D., seorang profesor emeritus psikologi di University of California pun mengatakan bahwa kedua jenis kebohongan ekstrem ini sangat mirip sehingga sulit dibedakan. Dan kamu bisa saja jadi pembohong patologis yang kompulsif.
Sederhananya yaitu tukang bohong patologis sudah sejak awal, punya niat berbohong dan akan terus berbohong meskipun orang lain tahu ia tidak berkata jujur.
Sementara itu, tipe kompulsif mungkin awalnya tidak punya niat berbohong.
Hanya ketika ia dihadapkan dengan situasi yang membuatnya merasa terpojok atau terancam, seorang pembohong kompulsif lantas jadi tidak bisa mengendalikan diri dan terus berbohong. Mungkin awalnya tidak punya niat berbohong.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedas di Balik Warung Spesial Sambal (SS)
Apakah tukang bohong, bisa berubah?
Dilansir dari laman Kaskus yang ditulis oleh ms.nobodyhere, kebanyakan orang yang keseringan melakukan kebohongan ekstrem tidak ingin dan tidak bisa berubah hanya dengan menjalani pengobatan. Biasanya mereka akan berubah ketika mereka sudah mendapatkan suatu masalah.
Misalnya, kebohongan yang mereka buat ternyata berdampak pada kebangkrutan,perceraian, kehilangan pekerjaan, atau terjerat hukum sehingga harus menjalani masa tahanan.
Masih sedikit penelitian terkait pilihan pengobatan untuk orang yang sudah terbiasa berbohong. Namun, kabar baiknya yaitu para peneliti percaya jika konseling atau psikoterapidapat membantu orang yang melakukan kebohongan ekstrem untuk berubah, dengan cara fokus pada cara mengurangi impuls atau dorongan-dorongan untuk berbohong.
The post Cari Tahu Yuk Apa Itu Pembohong Patologis dan Pembohong Kompulsif appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2omNqgo
0 comments:
Post a Comment