
MALANGTODAY.NET – Kondisi nilai tukar rupiah yang mencapai Rp. 15.000 terhadap dolar Amerika (AS) sempat ramai diperbincangkan beberapa hari yang lalu. Hal ini pun mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
Terkait hal tersebut, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika menekankan bahwa masyarakat terutama mahasiswa harus bisa membaca data dan melihat permasalahan ekonomi berdasarkan analisis data. Erani didapuk menjadi pembicara dalam Acara Seminar Nasional bertajuk “Peran dan Tata Kelola Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Perkembangan Ekonomi Daerah” yang digelar pada, hari ini (13/9) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Baca Juga: Mari Berandai, Ini yang Akan Terjadi Jika Ahok Masuk Islam
“Karena teknologi semakin canggih, maka memungkinkan semakin jauh dari realitas, informasi-informasi yang tidak berdasarkan data bisa menciptakan spiral kesesatan, mahasiswa FEB terutama harus ramah dengan data,” Ujarnya.
Dalam Seminar nasional yang turut dihadiri oleh Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) tersebut, Erani juga memaparkan lima isu besar yang saat ini dihadapi pemerintah selain inflasi.
“Ada lima isu besar yang sedang ditangani pemerintah, antara lain : Memastikan agar pertumbuhan ekonomi makro Indonesia tetap kokoh, keadilan ekonomi, menciptakan pembangunan ekonomi jangka panjang, kemandirian ekonomi dan tata kelola pembangunan.” Jelas Erani.
Alumni sarjana FEB UB ini juga menyampaikan bahwa untuk menangani isu-isu tersebut dibutuhkan tiga hal, yakni kebijakan kredibel, eksekusi matang, dan kerjasama yang harmonis.
Kendati beberapa isu telah ditangani dengan baik, seperti : penurunan angka kemiskinan dibawah 10 persen (data maret, 2018) yang menurut Erani merupakan sejarah baru, pemberian jaminan sosial (kartu indonesia pintar, indonesia sehat), pembangunan insfrastruktur jangka panjang, dan kembalinya saham freeport sebesar 51% ke pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Jadi Kurir Narkoba, Karyawan Pabrik Dibekuk di Sawojajar
Pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang serius. Menurut Erani, transformasi ekonomi yang selama 4 tahun dirancang belum optimal, masih mengandalkan sektor pertanian, indonesia masih bermain di ekspor bahan mentah.
Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja di Indonesia juga menjadi salah satu faktor belum optimalnya transformasi ekonomi. Erani pun mengatakan bahwa untuk mengatasi hal ini pemerintah akan membuka program sekolah vokasi untuk calon tenaga kerja.
Reporter: Dwi Setiani
Editor: Kistin Septiyani
The post Selain Inflasi, Ini Isu Besar Ekonomi di Indonesia appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2xbxguH
0 comments:
Post a Comment