
MALANGTODAY.NET – Pertama dalam sejarah pemilihan Wali Kota Malang, dua petahana akan saling berhadapan. Karena dalam Pilkada 2018, M. Anton dan Sutiaji yang pada awalnya merupakan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang kemungkinan besar akan menempuh jalurnya masing-masing.
Perang genderang di antara keduanya pun sudah ditabuh. M. Anton atau yang akrab disapa Abah Anton sudah resmi bergandengan bersama salah seorang pengusaha bernama Syamsul Mahmud. Keduanya mendapat restu dari PKB dan PKS.
Surat rekomendasi resmi dari DPP PKB pun sudah beredar luas. Surat yang ditandatangani pada 4 Januari 2018 itu menjadi kunci kuat untuk pasangan baru ini maju sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang.
Sebelumnya, pasangan ini memang sempat banyak diperbincangkan dikalangan publik. Hingga pada akhirnya, DPP PKB pun memberikan rekomendasi secara resmi di Jakarta pada Jumat (5/1) malam. Rencananya, deklarasi dari pasangan baru ini akan dilakukan pada Minggu, (7/1) besok.
“Alasan dipilihnya Syamsul Mahmud memang karena chemistry antara keduanya saja,” terang Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC PKB Kota Malang, Arief Wahyudi.
Sementara Sutiaji, yang sebelumnya sempat mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota ke tim V PDIP sudah mendapat rekomendasi dari partai lain. Sutiaji direkom oleh DPP Golkar sebagai bakal calon Wali Kota Malang dengan didampingi oleh Sofyan Edi Jarwoko sebagai bakal calon wakilnya.
Namun rekom dari Golkar masih belum cukup. Karena jumlah kursi Golkar di DPRD Kota Malang hanya lima, dan membutuhkan empat tambahan lagi untuk dapat memenuhi syarat mendaftar di KPU.
Sementara saat ini, isu tentang akan bergabungnya Demokrat juga masih merebak. Jika benar Demokrat memberi dukungan pada pasangan Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko, maka syarat tersebut sudah pasti akan terpenuhi. Karena saat ini, anggota DPRD Kota Malang dari fraksi Demokrat berjumlah lima orang.
Jika isu tersebut benar adanya, maka dipastikan pertarungan antar petahana akan terjadi dalam Pilkada Kota Malang tahun ini.
Di sisi lain, koalisi partai besar sudah terbentuk untuk mendukung pasangan Yaqud Ananda Gudban dan Wanedi. Partai yang memberi lampu hijau pada pasangan tersebut adalah Hanura, PAN, PPP, PDIP, dan Nasdem. Sedangkan satu partai yang tersisa, yaitu Gerindra dikabarkan telah merapat ke koalisi besar tersebut. Tapi sampai sekarang, belum ada pernyataan resmi dari partai yang dikenal dengan lambang burung Garuda itu.
The post Pertama dalam Sejarah Pilwali Malang, Dua Petahana Akan Saling Berhadapan? appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2CN7m6g
0 comments:
Post a Comment