
MALANGTODAY.NET – Konflik antara Pemerintah kota dan Kabupaten Malang terkait perjanjian air masih terus bergulir. Bahkan belum terselesaikannya permasalahan itu akhirnya berbuntut pada kebutuhan masyarakat Kota Malang akan air bersih. Seorang ibu muda pun akhirnya terpaksa ‘ngungsi’ untuk mendapat pasokan air yang dibutuhkan.
Salah satunya dirasakan seorang ibu muda yang tinggal di kawasan Simpang Kepuh, Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Hilda Daningtyas.
Selama beberapa pekan terakhir ia merasa kesulitan mendapat air bersih. Karena kran di rumahnya lebih sering tidak mengeluarkan air dan hanya mengalir pada saat tertentu.
“Itu pun airnya ngalirnya sedikit. Di kamar mandi dan dapur ndak nyala, yang nyala hanya di taman saja,” terang perempuan berhijab itu.
Baca Juga: Konflik Air Kabupaten-Kota Malang Sebabkan Warga Krisis Air Bersih
Kecilnya debit air yang mengalir dan sering macet itu pun menurutnya membuat ia kualahan melakukan aktivitas rumah tangga. Mulai dari memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, hingga mandi sangat sulit dilakukan.
Alhasil, dia harus mondar mandir ke rumah orangtua yang ada di kawasan Arjosari untuk ‘mengungsi’ sementara waktu hanya untuk mandi.
“Apalagi ini punya bayi, kebutuhan mandinya anak dan lain sebagainya kan sangat penting,” keluhnya.
Lebih lanjut Hilda menyampaikan, pada Minggu (5/10), air di rumahnya juga kembali mengalir tak normal. Meski sudah menandon selama beberapa jam untuk kebutuhan sehari-hari sejak pagi, air yang dikumpulkan ternyata masih jauh dari cukup.
“Ya hari ini terpaksa deh ngungsi lagi ke rumah orangtua,” jawabnya.
Dia pun sangat menyayangkan hal tersebut. Karena selama ini air yang mengalir di rumahnya tak hanya satu dua kali terjadi. Namun sudah sangat sering dan membuatnya kesulitan. Terlebih, setiap bulan ia juga tetap membayar air dengan harga yang ditentukan.
“Terakhir memang tagihannya Rp 30 ribu, sebelumnya sempat Rp 90 ribu. Padahal air yang mengalir nggak selalu lancar,” keluh Hilda dan berharap agar Pemerintah Kota Malang terus melakukan evaluasi dan memperbaiki fasilitas akan air bersih.
Tak hanya Hilda, pengalaman mengungsi ke rumah orangtua hanya untuk mandi juga dirasakan warga Perumahan Gadang City Side, Malik. Selama kurang lebih tiga hari ini, air di kawasan perumahannya mati total. Sehingga, warga meminta bantuan untuk dikirim bantuan air dengan Truk Tangki air dari PDAM Kota Malang.
“Hari ini ngungsi ke rumah mertua, kemarin mandi pakek air galon,” cerita Malik.
Sementara itu. Direktur Teknik PDAM Kota Malang, Teguh Cahyono menjelaskan, gangguan air yang menimpa kawasan Kota Malang bagian selatan seperti Gadang dan Kebunagung. Karena selama satu pekan ini, pasokan air yang berasal dari Sumber Pitu Kabupaten Malang dikurangi secara bertahap.
“Belum tahu alasannya karena apa, mungkin karena konflik yang belum selesai,” jelasnya ramah.
Sementara untuk kemacetan yang terjadi di kawasan Sukun dan Arjosari, menurutnya dikarenakan asanya gangguan kesalahan teknis. Dia pun menyampaikan jika pemberitahuan kepada pelanggan sudah dilakukan.
“Kami sudah lakukan pemberitahuan kepada pelanggan. Ketika sangat mendesak, pelanggan bisa menghubungi kami untuk dikirim Truk Tangki air,” pungkasnya.(mas/zuk)
The post Konflik Air Pemkot vs Pemkab Malang, Ibu Muda Ini Terpaksa Mengungsi appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2h50fsH
0 comments:
Post a Comment