Tuesday, November 21, 2017

Unikama Gelar Kuliah Umum Pancasila, Yudi Latif: Mahasiswa Pondasi Pembangunan Bangsa


Rahmat Mashudi Prayoga

MALANGTODAY.NET – Sebanyak 1.500 mahasiswa Universitas Kanjurahan Malang (Unikama) antusias mengikuti Kuliah Umum bertemakan “Meneguhkan Pancasila sebagai Infrastruktur Nilai dalam Membangun Peradaban Indonesia yang Multikultural”, di Gedung Sarwakirti, Unikama, Selasa (21/11).

Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif MA, PhD, yang didapuk sebagai pemateri mengungkapkan, Indonesia adalah negeri yang kaya alam dan paling majemuk, baik agama, keragaman budaya, ras, bahasa dan lainnya. Untuk itu, pembangunan fisik manusianya juga harus berlandaskan bangunan jiwa yang menjadi kesatuannya.

“Untuk membangun itu, Pancasila harus digunakan sebagai landasannya karena keberagaman itulah kita bisa merdeka. Dan ini juga terlihat pada mahasiswa Unikama yang multikultural, sehingga makna harfiah dan aplikatif Pancasila yang saat ini masih kurang harus dipahami,” ungkap Yudi, sapaan akrabnya.

Selain itu, lanjut dia, Pancasila harus menjadi dasar manusia Indonesia dalam segala aspek kehidupan. Karena tanpa Pancasila, mereka tidak akan bisa bersatu untuk merdeka.

“Aspeknya mulai Ketuhanan hingga Keadilan Sosial. Untuk itu, Pancasila harus ditanamkan pada generasi muda sebagai penerus bangsa, utamanya mahasiswa sebagai pondasi untuk efektif pembangunan Pancasila di segala aspek,” paparnya.

Pada kesempatan tersebut, Yudi Latif meresmikan Pusat Studi Pancasila dan Multikultural yang ditandai dengan penandatangan prasasti. Sebagai media pembelajaran Pancasila kepada mahasiswa di era saat ini.

Pancasila menjadikan dasar manusia Indonesia dalam segala aspek kehidupan, mulai aspek Ketuhanan hingga Keadilan Sosial.

“Karena tanpa Pancasila, bagaimana mereka bisa bersatu untuk merdeka. Untuk itu, Pancasila saat ini harus ditanamkan pada generasi muda sebagai penerus bangsa, utamanya mahasiswa sebagai pondasi untuk efektif pembangunan Pancasila di segala aspek. Bagaimana cara mendidik dan mencerdaskan bangsa, tanpa adanya gesekan. Baik personal, spiritual, EQ dan IQ, serta spirit intelegent. Masing-masing personal memiliki kelebihan dan keunggulaan, namun bisa menjadi harmoni. Wawasan luas menjadikan tolak ukur mereka dalam toleransi dan integritas dalam masyarakat,” terangnya.

Yudi menerangkan dari awal asal muasal bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia berasal dari induk yang sama, yaitu ras orang Papua Melanesia dan Maluku sebagai kuncen bangsa Indonesia. Kemudian ras Malayan Mongoloid masuk ke Indonesia. Berbeda namun memiliki kekhasan masing-masing. Itulah salah satu simbol Bhinneka Tunggal Ika, sebagai kesatuan Indonesia dengan satu Pancasila.

Sementara itu, Rektor Unikama, Dr Pieter Sahertian, Msi mengatakan tujuan kuliah Pancasila mengajarkan generasi saat ini memahami apa itu Pancasila dalam kehidupan, bukan diajarkan secara kognitif yang pernah terjadi di masa lalu.

“Marilah Pancasila dijadikan perilaku dan keteladanan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Kita menyadari bahwa penghayatan pemahaman batasan perilaku yang Pancasila itu sudah mulai mengalami dekadensi kesadaran. Untuk itu, Presiden menghadirkan UKP PIP sebagai pengganti BP7, dengan program-program yang akan dilakukan ke depan,” pungkas Pieter.

Menurutnya, pengaruh teknologi sangat besar terhadap perilaku bangsa Indonesia. Kepedulian pada lingkungan sekitar yang menurun harus dimunculkan kembali dalam framing Pancasila.

“Melalui Pusat Studi Pancasila dan multikultural dalam Perguruan Tinggi, kami mempunyai tanggung jawab moral untuk memberikan nilai nilai ideologi Pancasila dan multikulturalisme pada mahasiswa dengan sistem yang diberikan UKP PIP,” jelasnya.(yog/zuk)

The post Unikama Gelar Kuliah Umum Pancasila, Yudi Latif: Mahasiswa Pondasi Pembangunan Bangsa appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2Bb3szM

0 comments:

Post a Comment