Wednesday, March 27, 2019

MCW Sebut Modus Pengurangan Volume Penyebab Jalan Berlubang di Kota Malang


Rahmat Mashudi Prayoga

MALANGTODAY.NET – Jalan berlubang akhir-akhir ini menjadi perhatian utama masyarakat Kota Malang termasuk Malang Corruption Watch (MCW). Belakangan, MCW mengendus adanya modus pengurangan volume pada setiap pengerjaan proyek jalan.

Badan Pekerja MCW Divisi Advokasi, Intan membeberkan permasalahan jalan berlubang berkaitan erat dengan adanya indikasi pengurangan volume pada proses pengerjaan jalan. Baginya modus pengurangan ini sering ditemukan pada setiap pengerjaan proyek jalan.

“Kami sendiri menilai bahwa kerusakan jalan atau munculnya jalan berlubang tidak hanya disebabkan oleh yang terus terjadi di Kota Malang, tetapi ada modus pengurangan volume dan ini berimbas pada kualitas jalan yang dibuat,” jelasnya saat konferensi pers di Gedung DPRD Kota Malang, Rabu (27/03/2019) .

Lebih jauh, Intan mengutarakan dalam rentang waktu 2015-2017 terjadi kerugian Rp 2,1 miliar akibat pengurangan volume dalam proses pengerjaan jalan.

“Kami telah melakukan perincian berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP BPK). Temuan berulang pengurangan volume pemeliharaan jalan menunjukkan buruknya perencanaan pemerintah Kota Malang dalam belanja barang dan jasa,” pungkasnya.

Fakta MCW

Faktanya, sambung Intan diperkuat dengan masalah yang terjadi di lapangan. Sehingga di beberapa titik jalan rusak dan berlubang diantaranya disebutkan di area Panji Suroso dan di area Raden Intan.

Dari pengamatan MCW, ruas jalan Panji Suroso banyak berlubang. Padahal pada tahun 2018 sudah terdapat pemeliharaan jalan secara berkala dengan jumlah nominal kontrak Rp 3,1 miliar yang dikerjakan oleh CV TKA. Namun dalam audit BPK ditemukan adanya pengurangan volume oleh CV TKA.

“Demikian halnya di area Raden Intan terjadi pengurangan volume. Sehingga menimbulkan dampak jalan berlubang yang memberikan efek sosial masyarakat,” tegasnya.

Sementara alokasi anggaran untuk infrastuktur jalan selalu menjadi prioritas APBD Kota Malang setiap tahun. Secara khusus kebutuhan untuk pemeliharaan insidentil jalan di dalam anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Malang.

“Dari sumber yang kami himpun terjadi penurunan jumlah alokasi belanja pemeliharaan insidentil jalan pada tahun 2019 sebesar Rp 2,5 M. Angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada 2017 sebesar Rp 3 M dan 2018 Rp 3,1 M,” ungkapnya.

Jadi, dalam kacamata MCW ketika jumlah alokasi anggaran untuk pemeliharaan insidentil jalan tahun ini lebih kecil, maka seharusnya sudah tidak ada lagi jalan berlubang. “Karena di tahun sebelumnya dilakukan pemeliharaan secara optimal dengan menggunakan anggaran APBD 207 dan 2018,” ujarnya.

MCW juga menemukan proses perencanaan yang buruk dan adanya dugaan politik anggaran yang tidak berpihak kepada kebutuhan terjadi setiap tahun. Untuk itu perlu ada ketegasan dan perhatian khusus dari pemerintah Kota Malang.

MCW sendiri mendesak Pemkot Malang untuk lebih transparan dan akuntabel dalam pengadaan barang dan jasa serta memberi sanksi tegas terhadap kontraktor yang bermasalah.

“Juga kami mendesak agar aparat penegak hukum mengusut pengadaan barang dan jasa yang terus bermasalah. Terutama dengan bentuk modus pengurangan volume. Juga kami mengajak agar masyarakat juga ikut mengawasi,” tambahnya. (ARB/AL)

The post MCW Sebut Modus Pengurangan Volume Penyebab Jalan Berlubang di Kota Malang appeared first on MalangTODAY.

https://ift.tt/2UgMHzw

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment