
MALANGTODAY.NET – Polemik konten seksual yang terdapat di aplikasi WhatsApp kembali berlanjut. Ternyata, bukan WhatsApp yang menyediakan konten negatif tersebut, melainkan dua aplikasi pembuat gambar GIF (Graphics Interchange Format), yaitu Giphy dan Tenor.
Sebenarnya, aplikasi pesan instant itu tidak memproduksi layanan pendukung chatting, berupa gambar berformat GIF. Nyatanya, ada pihak ketiga yang memproduksi gambar bergerak tersebut.
Pihak ketiga itu adalah Tenor dan Giphy. Bila ditelurusi lebih jauh, seharusnya yang patut dihukum adalah dua aplikasi tersebut
Tenor adalah aplikasi berbasis web dan mobile, yang memungkinkan penggunanya untuk merekam video sendiri dan langsung dijadikan GIF. Maka dari itu, perusahaan yang terletak di San Francisco, Amerika Serikat ini, sangat memudahkan penggunanya mengekspresikan diri mereka.
Giphy adalah aplikasi pembuat gambar GIF pertama yang merajai sumber konten gambar bergerak tersebut. Berdiri sejak Februari 2013, aplikasi itu menamai diri mereka sebagai mesin pencari GIF. Aplikasi ini juga mudah digunakan, karena pengguna tidak harus melakukan proses login jika ingin mencari gambar GIF.
Dua aplikasi ini sama-sama mengandalkan penggunanya untuk melengkapi koleksi GIF mereka. Pengguna dipersilahkan membuat konten GIF, mengunggahnya ke server dan konten tersebut bisa digunakan pihak lain (jika mendapat izin). Hal ini disebut dengan User Generated Content (UGC), konten yang bersumber dari pengguna.
UGC ini menjadi senjata andalan Giphy dan Tenor untuk menambah pundi-pundinya dengan menjual kepada pihak ketiga atau disebut sebagai Application Programming Interface (API).
Sampai dengan saat ini sudah banyak aplikasi yang menggunakan layanan API. Diantaranya adalah Facebook Messenger, Telegram, Google Allo, Gboard dari Google, dan WhatsApp.
Melalui API itu, dua aplikasi tersebut akan membuatkan daftar koleksi GIF yang bisa digunakan oleh pihak ketiga secara bebas, termasuk konten seksual.
Sayangnya, belum ada kepastian tentang pembatasan daftar koleksi GIF yang ada di pihak ketiga. Tidak ada yang mengetahui juga bagaimana prosedur yang disepakati oleh Giphy atau Tenor, terhadap pihak ketiga mereka.
Sejauh ini, Kemkominfo sudah memblokir aplikasi Tenor. Tapi, tidak melakukan hal yang sama terhadap Giphy.
Mengapa demikian? Karena jauh sebelum Tenor diblokir, Kemkominfo sudah memblokir Giphy terlebih dahulu. Namun akhinya, Giphy di unblock oleh kementerian yang dipimpin oleh Rudiantara tersebut. Aplikasi itu aktif kembali setelah menyepakati untuk membersihkan seluruh kontennya dari hal-hal negatif.
“Giphy sudah mau berkoordinasi untuk mengikuti aturan perundang-undangan. Mereka akan melakukan pembersihan konten negatif di layanannya,” kata Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo, seperti yang dikutip dari kumparan.com, Selasa (7/11).
Mengingat konten seksual yang berasal dari pihak ketiga, Semuel meminta WhatsApp untuk menyapu bersih konten negatif tersebut dari aplikasinya.
Aplikasi cetusan Facebook tersebut mengaku, tidak bisa menyaring konten GIF yang dikirim oleh pengguna. Karena setiap chat yang dikirim sudah terproteksi dengan enkripsi end-to-end.
Namun, pihaknya sudah mengkoordinasikan dengan pemerintah setempat yang nantinya akan bekerjasama dengan layanan pihak ketiga untuk memonitor konten GIF mereka.
Nasib pengguna WhatsApp di Indonesia sekarang berada di tangan perusahaan tersebut. Jika lebih dari 2 x 24 jam, terhitung sejak Senin (6/11), tidak menyapu bersih konten seksual dari fitur pendukung chatting mereka, maka Kemkominfo akan memblokir aplikasi pesan instant tersebut. (Ans)
The post Bukan WhatsApp, Ternyata Aplikasi Ini Yang Menyuplai Konten Seksual appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2hOZJjg
0 comments:
Post a Comment