Wednesday, November 22, 2017

Dilema Pengembangan UMKM dan Pola Strategis Pembiayaan


Pipit Anggraeni

MALANGTODAY.NET – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selalu digadang-gadang sebagai usaha masyarakat yang sangat tahan banting. Namun sayangnya, sampai saat ini pola pengembangan UMKM masih banyak dilema, utamanya berkaitan dengan sistem strategis pembiayaannya.

Dari tahun ke tahun, permasalahan klasik dari pelaku UMKM masih sama, yaitu berkaitan dengan pembiayaan. Padahal, jika kita menoleh ke belakang, pemerintah terus menjanjikan adanya kemudahan mencari modal melalui kebijakan khusus yang dikeluarkan melalui perbankan.

Direktur Departemen Pengembangan UMKM BI, Yunita Resmi Sari menyampaikan, saat ini pembiayaan perbankan terhadap jenis usaha UMKM memang masih minim. Dia pun menilai, UMKM bukanlah prioritas dari pembiayaan yang dikeluarkan oleh perbankan.

“Tapi kami terus mendorong agar bank mau membiayai UMKM. Selama ini masih minim, karena bank mungkin juga memikirkan resikonya,” terang perempuan berhijab itu belum lama ini.

Alasan terus didorongnya pembiayaan terhadap UMKM menurutnya dikarenakan jenis usaha kerakyatan ini hampir 100 persen digeluti oleh masyarakat Indonesia. Sedangkan keterserapan tenaga kerja dari UMKM selalu lebih dari 90 persen, dengan kontribusi GDP lebih dari 50 persen.

Namun dia menegaskan, jika dari tahun ke tahun kredit UMKM relatif mengalami peningkatan. Artinya, sudah ada upaya dari perbankan untuk menarik lebih banyak UMKM meminjam dana dalam skema bank.

Lebih lanjut dia menjelaskan, BI juga terus berupaya mendorong untuk peningkatan kualitas UMKM. Sehingga diharapkan dengan kualitas yang terus membaik itu, maka akan semakin banyak lagi UMKM yang mendapat suntikan dana dari bank.

Menurutnya, dalam rangka pembiayaan, secara khusus BI mewajibkan bank umum untuk menyalurkan kredit UMKM dengan rasio tertentu secara bertahap. Ini juga diterapkan di negara lain agar menyalurkan kreditnya pada UMKM. Namun memang tidak semua perbankan tertarik untuk melakukan hal tersebut.

“Maka dibuatlah skema lain dalam menyalurkan dana, seperti pembiayaan bersama, kerjasama dengan koperasi atau BPR, atau pemerintah,” tambahnya lagi.

Sejauh ini, dalam catatannya, perkembangan kredit UMKM didominasi oleh UMKM menengah, lalu mikro, dan kecil. Tertinggi di sektor pertanian lalu disusul pengolahan dan jasa. Namun yang menjadi permasalahan, pasar terbesar adalah disektor perdagangan.

“Maka perlu peningaktan pembiayaam UMKM,” paparnya lagi.

Selain itu, lanjutnya, upaya BI yang lain adalah mendorong bank mencapai skema dengan penyediaan infrastruktur pendukung, fasilitasi pengembangan UMKM, penyediaan informasi, hingga pelatihan pada perbankan dan pelaku UMKM. (Pit/end)

The post Dilema Pengembangan UMKM dan Pola Strategis Pembiayaan appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2hYXjC3

0 comments:

Post a Comment