Sunday, December 10, 2017

Indeks Toleransi Rendah, Gusdurian Kota Batu Kaji Pemikiran Gusdur


M. Ulul Azmy

MALANGTODAY.NET – Indeks Kota Toleran (IKT) di Kota Batu menempati peringkat 29 dari 94 kota di Indonesia. Meski angka intoleransi di Kota Apel ini tidak begitu mengkhawatirkan, Gusdurian Kota Batu terus berupaya konsisten menghidupkan 9 nilai utama Gus Dur.

Bertempat di Omah Budaya Slamet, Dusun Beru, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, puluhan pegiat Gusdurian muda dengan antusias mengikuti Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG), Minggu (10/12).

Pentingnya mengkaji 9 nilai yang menjadi basis penting cakrawala pemikiran diakui salah satu penggerak Gusdurian Kota Batu, Haris El Mahdi.

Bahwa, Indonesia dari waktu ke waktu semakin rentan akan perpecahan bangsa.

“Sebagaimana bisa kita lihat di keseharian, di media sosial, bagaimana relasi antar agama mengalami banyak friksi, terutama semenjak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dimana banyak agenda politik yang memakai isu etnis dan agama sebagai alat politik. Itu terus berkembang sampai sekarang. Begitu mengkhawatirkan,” ungkapnya kepada MalangTODAY saat ditemui.

Baca Juga : Duh, Indeks Toleransi Kota Malang di 2017 Makin Mengkhawatirkan!

Apalagi, untuk ukuran Kota Batu dan Kota Malang juga tidak termasuk sebagai 10 kota toleran di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat toleransi kita masih rendah.

Sebab itu, melalui KPG ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk memperjuangkan nilai-nilai yang diwariskan oleh sosok panutan Gus Dur, sosok presiden ke-4 Republik Indonesia itu.

“Ya bagaimana kita terus menghidupkan nilai-nilai lokal yang diwariskan Gus Dur. Gus Dur yang meneladankan, kita yang melanjutkan,” terangnya.

Terpisah, salah satu anggota presidium Gusdurian Jawa Timur, Pdt. Kristanto Budi Prabowo mengatakan, bahwa dalam KPG yang dikemas dalam ajang dialog bareng ini, tetap mengutamakan isu-isu lokal dalam tiap diskusinya.

“Secara umum tema kajian kita sama mulai kajian keislaman, demokrasi, kebudayaan dan gerakan sosial. Namun itu semua tetap disesuaikan dengan konteks lokal. Kalau di Batu seperti soal bagaimana turisme mempengaruhi budaya lokal yang ada,” paparnya.

Karena Gusdurian, terang pria yang akrab dipanggil Romo ini, bukan komunitas yang bergerak dalam wilayah politik praktis. Pihaknya sangat terbuka dengan pihak manapun senyampang bermanfaat bagi kehidupan sesama.

“Karena fokus utama jaringan kita terletak pada perubahan cara pandang, cara berpikir memandang kehidupan. Salah satunya adalah basis pemikiran gusdur yakni 9 nilai utama itu tadi, sebagai asupan gizi kita sehari-hari,” urainya.

Sebagai informasi, kesembilan nilai utama itu meliputi Ketahuidan, Kemanusiaan, Keadilan, Kesetaraan, Persaudaraan, Pembebasan, Kesederhanaan, Kekesatriaan, dan Kearifan Lokal.

The post Indeks Toleransi Rendah, Gusdurian Kota Batu Kaji Pemikiran Gusdur appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2jE9y4o

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment