Saturday, January 20, 2018

Siapkah Warga Kota Malang dengan Kehadiran e-Money?


Pipit Anggraeni

MALANGTODAY.NET – Transaksi non-tunai menggunakan e-Money atau uang elektronik, masih terus gencar dipromosikan oleh Bank Indonesia (BI). Tapi yang menjadi pertanyaan, sejauh mana sebenarnya kesiapan dari masyarakat, tanpa kecuali warga di Kota Malang untuk memanfaatkan transaksi terbaru itu?

Karena meskipun sudah memasuki era milineal, ternyata tak sedikit kalangan yang merasa kesulitan menggunakan uang elektronik. Namun, banyak juga yang merasakan kemudahan dari pemanfaatan transaksi non-tunai tersebut.

Salah satu warga Kota Malang, Amanda Egatya menyampaikan, dia tertarik dan sudah menggunakan uang elektronik sejak tahun 2017. Beberapa layanan uang elektronik seperti kartu e-Money yang disediakan oleh perbankan juga sudah ia gunakan.

“Lebih efisien menggunakan e-Money, karena bisa lebih hemat,” katanya pada MalangTODAY.net, Minggu (21/1).

Selain menggunakan kartu uang elektronik, dia juga memanfaatkan e-Wallet atau dompet elektronik. Sederet transaksi dengan menggunakan e-Wallet menurutnya sangat mudah. Karena dapat digunakan untuk berbelanja secara online ataupun offline.

Menurutnya, dibandingkan menggunakan kartu e-Money, ia lebih suka memanfaatkan e-Wallet. Karena proses isi ulangnya jauh lebih mudah, ketimbang pengisian dari kartuuang elektronik. Namun untuk segi efisiensi, ke duanya sama-sama memberi kemudahan.

“Kesusahan menggunakan e-Money  hanya saat isi ulangnya, beberapa kali isi ulang di ATM susah, jadi males kalau mau isi ulang,” tambahnya.

Sementara untuk merchant yang menyediakan fasilitas pembayaran menggunakan uang elektronik menurutnya juga sudah banyak. Diantaranya seperti departemen store dan toko ritel seperti Indomaret dan Alfamart, namun memang hanya toko tertentu saja.

Pemanfaatan e-Money ini memang terus digencarkan oleh BI melalui gerakan nasional non-tunai (GNNT). Namun, memang sejauh ini masih belum banyak yang memanfaatkannya dengan berbagai alasan.

Kepala BI Malang, Dudi Herawadi mengatakan, masyarakat yang menggunakan uang elektronik saat ini memang masih belum banyak. Karena tak sedikit yang merasa proses penggunaannya ribet alias tidak praktis. Sehingga, masyarakat cenderung untuk masih melakukan transaksi menggunakan uang tunai.

“Salah satunya yang membuat masyarakat ogah, karena sebelum pemakaian e-Money harus diisi dulu. Jadi kalau bisa perbankan lebih menyederhanakannya. Karena 2018 sudah diwajibkan menggunakan e-Money,” katanya pada Wartawan belum lama ini.

Namun meski begitu, tak sedikit warga yang mulai tertarik untuk memanfaatkan layanan uang elektronik. Terutama seiring dengan banyaknya merchant yang memberi fasilitas pembayaran secara non-tunai.

“Saya tertarik sekali untuk menggunakan e-Money, tapi nggak tahu bagaimana caranya,” terang Rahmania, salah satu warga Kota Malang.

Terlepas dari itu, sejauh ini pemanfaatan m-Banking dan i-Banking juga masih banyak dimanfaatkan warga. Sederet transaksi seperti transfer, pembayaran kartu kredit, hingga pembayaran e-Commerce dinilai lebih mudah dengan adanya m-Banking.

“Saya masih menggunakan m-Banking, kalau untuk kartu e-Money belum pernah memanfaatkan,” jelas Agus Yuwono.

BI sendiri sudah menerapkan beberapa peraturan terkait dengan pemanfaatan layanan e-Money dan e-Wallet. Salah satunya berkaitan dengan prosedur top up, atau isi ulang. Untuk isi ulang uang elektronik, BI menetapkan bahwa maksimal isi ulang adalah Rp 1 juta. Berbeda dengan e-Wallet yang bisa diisi lebih dari Rp 1 juta.

The post Siapkah Warga Kota Malang dengan Kehadiran e-Money? appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2Dzwa1g

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment