
MALANGTODAY.NET – Pasar tradisional tentu selalu ada diberbagai daerah di Indonesia, tanpa kecuali Kota Malang. Di kota pendidikan ini, jumlah pasar tradisional memang tak banyak seperti sebelumnya. Tapi meski begitu, tak sedikit pasar tradisional berumur ratusan tahun dan menjadi sangat legendaris sampai sekarang.
Dari tahun ke tahun, bentuk bangunan dan komoditas yang diperjual belikan di pasar tradisional legendaris itu tentu selalu berbeda. Namun yang sangat menarik, mereka bisa bertahan dengan waktu yang cukup lama loh.
Berikut ini beberapa pasar tradisional legendaris di Kota Malang yang berhasil dirangkum MalangTODAY.
- Pasar Besar
Pasar yang pertama ini sudah pasti memang sangat legendaris, dan banyak dikenal oleh masyarakat di berbagai daerah. Pasar yang pada mulanya milik pihak swasta itu pada akhirnya dikelola oleh pemerintah Kota Malang sejak tahun 1914 dan dibangun pada tahun 1919. Proses pembangunan awal pun berlangsung kurang lebih lima tahun.
Sebelum dikenal dengan nama Pasar Besar,pasar tersebut dulunya disebut sebagai Pasar Pecinan. Karena lokasinya yang memang berada di daerah pecinan. Sejak dibangun, pasar pun terus melakukan perluasan, karena sangking banyaknya pedagang yang berjualan di sana.
Perbaikan pun kembali dilakukan pada tahun 1935, dengan penambahan berbagai sarana dan penataan bedak serta los Bago para pedagang. Selanjutnya pada tahun 1937 dibangun stasiun oplet di belakang area pasar untuk memperlancar akses transportasi. Kemudian di tahun 1941, pasar dilengkapi dengan sarana parkir dan toilet.
Pada tahun 1973, bentuk bangunan Pasar Besar mengalami perubahan karena direnovasi dan dibuat dua tingkat. Perubahan drastis pun kembali terjadi pada renovasi yang dilakukan sejak tahun 1990, tepatnya usai terjadinya kebakaran besar ada tahun 1985.
Sejak tahun 1991, perubahan dari Pasar Besar tampak sangat drastis, karena sejak saat itu pasar mulai dikelilingi oleh tembok dan berdiri di empat lantai. Beberapa sarana dan prasarana pun mulai terpenuhi dan dilengkapi. Mulai dari lahan parkir hingga penambahan departemen store Matahari yang berada di lantai paling atas.
Setelah mengalami kebakaran beberapa kali, terakhir di tahun 2016, aktivitas jual beli di pasar paling besar dan menjadi pusat grosir itu masih terus berjalan hingga sekarang. Sederet komoditas pun dapat dengan mudah ditemui di sana.
Mulai dari jajanan pasar, sayur mayur, kebutuhan pokok seprti beras, minyak, ayam, ikan, telor tersedia di sana. Selain itu, berbagai perlengkapan dapur, perlengkapan mandi, baju, kain, perlengkapan sekolah, hingga make up dapat ditemui di sana. Harganya pun relatif lebih murah, karena memang banyak menjadi jujukan para tengkulak.
- Pasar Oro-Oro Dowo
Selanjutnya adalah Pasar Oro-Oro Dowo. Pasar ini merupakan salah satu pasar yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pembangunan pasar yang tak jauh dari kawasan Jl. Ijen ini mulanya dibangun lantaran memang untuk menyebar pedagang yang menumpuk di Pasar Besar.
Selain membangun Pasar Oro-Oro Dowo, juga banyak pasar tradisional lainnya yang turut dibangun dalam waktu hampir bersamaan untuk menyebar para pedagang. Diantaranya Pasar Bunul, Pasar Kebalen, Pasar Embong Brantas, dan Pasar Lowokwaru.
Pasar Oro-Oro Dowo sendiri dibangun pada tahun 1932, dan masih beridiri dengan sangat kokoh sampai sekarang. Pasar yang terletak di Jl. Guntur ini memiliki keistimewaan, karena menjadi salah satu percontohan pasar tradisional yang bersih.
Di tahun 2015, pasar yang masih mempertahankan keaslian bangunan kolonial itu direvitalisasi menggunakan dana yang digelontorkan oleh pemerintah pusat. Saat ini, Pasar Oro-Oro Dowo pun menjadi pasar tradisional yang paling bersih di Kota Malang.
- Pasar Kebalen
Selanjutnya ada Pasar Kebalen, yang dibangun sekitar tahun 1979 di kawasan Jl. Zaenal Zakse. Pasar ini terletak di kawasan padat pemukiman, dan di jantung kota. Komoditas yang diperjualbelikan pun sangat beragam dan menjadi jujukan masyarakat. Namun sayangnya, pedagang sering berjualan di kawasan pinggir jalan dan memakan jalan protokoler. Sehingga, pedagang pun sering ditertibkan oleh petugas, karena diniali menganggu aktivitas dan membuat kemacetan.
Meski begitu, sampai sekarang Pasar Kebalen masih berdiri dengan kokoh karena produk yang ditawarkan segar, dan banyak diburu warga. Pasar ini tak jauh berbeda dengan Pasar Gadang, begitu juga dengan komoditas yang diperjualbelikan belikan.
- Pasar Tawangmangu (Lowokwaru)
Pasar legendaris selanjutnya adalah Pasar Tawangmangu. Pasar ini dibangun sekitar tahun 1934 di Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru. Sampai sekarang, pasar tradisional ini juga masih mendapatkan tempat dihati masyarakat Kota Malang. Di tengah banyaknya kemunculan pasar modern, pasar yang satu ini masih dapat terua bertahan.
- Pasar Dinoyo
Pasar Dinoyo, mulanya dibangun pada tahun 1940. Pasar yang tak jauh dari pusat pendidikan ini baru saja selesai direvitalisasi. Saat ini, Pasar Dinoyo dikenal dengan nama Pasar Terpadu Dinoyo. Di mana di sebelah pasar tradisional terdapat Mall Dinoyo City, yang menawarkan komoditas terkini.
Meski sempat mendapat perlawanan dari pedagang akibat revitalisasi tersebut, sekarang proses jual beli berjalan lumayan lancar. Komoditas datang seperti sayur mayur, daging, ikan, beras, hingga kebutuhan pokok lainnya sitawarkan di sana. Penataan pasar pun menjadi lebih bersih ketimbang sebelumnya. Namun memang ada beberapa pedagang yang merasa tak puas dengan proses revitalisasi yang selesai di tahun 2017 itu.
Selain ke lima pasar yang telah disebutkan, di Kota Malang juga masih banyak pasar legendaris slain yang sampai sekarang masih neridir kokoh. Dua diantaranya adalah Pasar Blimbing dan Pasar Klojen, yang memang masuk dalam daftar revitalisasi oleh Pemerintah Kota Malang.
The post Yuk! Simak Deretan Pasar Tradisional Legendaris di Kota Malang Ini appeared first on MalangTODAY.
http://ift.tt/2EUM03p
0 comments:
Post a Comment