
MALANGTODAY.NET – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendukung gerakan untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai. Menurutnya, lebih baik penggunaannya sama sekali dilarang ketimbang pemberian tarif cukai.
Dampak plastik bagi lingkungan dewasa ini memang semakin membahayakan. Bagi Menteri Susi yang memang terfokus pada persoalan kelautan, penggunaan plastik dirasa telah masuk ke tahap bahaya yang akut.
“Tidak perlu dicukai, menurut saya lebih bagus dilarang saja, sebab ini sudah gawat darurat persoalan sampah plastik,” kata Susi Pudjiastuti dikutip dari tempo.co, Selasa (18/12/2018).
Reaksi Susi ini muncul setelah pemerintah melalui Kementerian Keuangan dilaporkan tengah menggodok rencana penggunaan tarif cukai pada plastik. Kendati masih dalam tahap perumusan, namun berbagai kalangan menganggap bahwa sebaiknya penggunaan plastik dilarang saja.
Di sisi lain, Menteri Susi juga terus melakukan interaksi dengan masyarakat melalui media sosial terkait konsentrasi persoalan penggunaan plastik ini. Terhadap beberapa keraguan netizen soal pelarangan penggunaan plastik sekali pakai, Menteri Kelautan dan Perikanan ini dengan sigap menjawab beberapa pertanyaan dengan solusi cerdas yang konkrit.
“Gak bisa pukul rata pelarangannya bu. Musti ada pengecualian. Misalnya sedotan. Mereka yang sakit akan butuh sedotan. Lansia yang gak bisa bangun juga butuh. Terus gimana kalo plastik sekali pakai untuk kantong donor darah? Dilarang juga?” sanksi pemilik akun Twitter @charlinesia menanggapi ide Menteri Susi.
Gak bisa pukul rata pelarangannya bu. Musti ada pengecualian. Misalnya sedotan. Mrk yg sakit akan butuh sedotan. Lansia yg ga bisa bangun juga butuh. Trus gimana kalo plastik sekali pakai untuk kantong donor darah? Dilarang juga?
— Cynthia (@charlienesia) December 17, 2018
Menanggapi pertanyaan seputar penggunaan sedotan plastik tersebut, Menteri Susi mengatakan jika solusinya adalah dengan menggunakan sedotan kertas dan metal. Susi juga menyebut bahwa orang yang masih menggunakan sedotan plastik ketika sudah ada gelas sama halnya dengan memiliki kecerdasan di bawah lumba-lumba.
“Ada sedotan kertas dan metal,
“Kalau sudah ada gelas masih pake sedotan itu pasti anak-anak balita atau orang sakit atau IQ di bawah lumba-lumba,” sergah Susi Pudjiastuti di Twitter.
Kalau sudah ada gelas madih pake sedotan itu pasti anak2 balita atau orang sakit atau IQ dibawah lumba2
— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 17, 2018
Penulis: Swara Mardika
Editor: Swara Mardika
The post Ada Gelas Tapi Tetap Pakai Sedotan Plastik, Susi Pudjiastuti: IQ di Bawah Lumba-lumba appeared first on MalangTODAY.
https://ift.tt/2A5rsFA
0 comments:
Post a Comment