Saturday, May 20, 2017

Selamat Jalan Musisi Pengelana Leo Kristi


MALANGTODAY.NET – Kabar duka menyelimuti dunia musik Tanah Air. Musisi besar Imam Sukarno alias Leo Kristi meninggal dunia pada Minggu (21/5) dini hari tadi di RS Immanuel Bandung, Jawa Barat.

Musisi pengelana yang amat menikmati karier musiknya di jalanan itu meninggal diusia 67 tahun. Rencananya jenazah langsung akan dibawa ke rumah duka di Jalan Bongas II E7 No, 17 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede.

Kabar meninggalnya musisi kelahiran Kota Pahlwanan itu cukup jadi perhatian netizen di media sosial. Mereka memposting foto-foto mapun barang-barang yang berhubungan dengan almarhum membuat sebuah hastag #leokristi.

“Selamat Jalan Om Leo Kristi (1949-2017). Legenda ‘Folk’ Indonesia. Terima kasih atas karya-karyamu,” tulis akun @gik_doang.

Leo yang juga pendiri  grup musik beraliran rock progresif bernama Lemon Trees bersama Gombloh dan Franky itu memang diketahui mengidap penyakit yang membuatnya harus terbaring lemah di rumah sakit.

Leo dikenal  sebagai troubadour senior. Namun setelah memisahkan diri dari Lemon Tree’s, ia lebih suka tampil dalam konser dengan memakai jubah hitam di atas panggung.

“SELAMAT JALAN LEO KRISTI
·Untukmu; seorang Troubadour senior, kuucapkan selamat jalan. Dawai yang pernah mendengung bersama teriakan sunyimu, yang menyelinap di bawah permukaan kaum urban, menusuk sebagai militan tanpa banyak bertopeng. Dan, tetaplah bernyanyi di sana. Ini kali kau menyusul Gombloh dan Franky. Sunyilah dalam bising, dan ributlah dalam senyap. Sebagaimana para troubadour, juga sebagaimana sejatinya para penyanyi balada yang lain.
·Sekali lagi, selamat jalan, Troubadour,” tulis akun @ jalu.kancana.

Hampir tak pernah absen dalam beberapa kali pementasan memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Album KRLK yang sekarang menjadi barang langka adalah Nyanyian Fajar (1975), Nyanyian Malam (1976), Nyanyian Tanah Merdeka (1977), Nyanyian Cinta (1978), Nyanyian Tambur Jalan (1980), Lintasan Hijau Hitam (1984), Biru Emas Bintang Tani (1985) yang gagal beredar, Deretan Rel Rel Salam Dari Desa (1985, aransemen baru), (Diapenta) Anak Merdeka (1991), Catur Paramita (1993) dan Tembang Lestari (1995, direkam pada CD terbatas), Warm, Fresh and Healthy (17 Desember 2010), dan terakhir album Hitam Putih Orche (2015)5.

Bagi Leo, rekaman konon lebih merupakan paket dokumentasi perkembangan musiknya.

Sekali lagi selamat jalan Leo Kristi….

 

The post Selamat Jalan Musisi Pengelana Leo Kristi appeared first on MalangTODAY.

http://ift.tt/2qJxNQT

0 comments:

Post a Comment